Mohon tunggu...
Rossa Dyandra Kania Sylvina
Rossa Dyandra Kania Sylvina Mohon Tunggu... Mahasiswa Farmasi Universitas Diponegoro angkatan 2024

Saya suka membaca buku dan menonton televisi. Saya adalah orang yang sedang kuliah di ranah kesehatan ditambah lagi saya kuliah di jurusan farmasi yang memungkinkan saya untuk menulis artikel atau bacaan yang berbau tentang kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Vape dan Rokok Elektrik: Ancaman Tersembunyi Bagi Kesehatan Paru-Paru Remaja

24 Oktober 2024   21:20 Diperbarui: 24 Oktober 2024   21:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Popularitas Vape di Kalangan Remaja

     Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan vape di kalangan remaja telah meningkat secara signifikan. Banyak remaja tertarik menggunakan rokok elektrik karena dianggap lebih modern dan lebih aman dibandingkan rokok tradisional. Vape juga menawarkan berbagai varian rasa yang menarik, seperti buah-buahan, cokelat, hingga rasa permen, yang tentunya lebih disukai oleh remaja. Dengan kemasan yang menarik dan rasa yang beragam tersebut justru menyembunyikan bahaya yang lebih besar terhadap kesehatan paru-paru mereka. Meskipun tidak mengandung tar seperti rokok konvensional, vape mengandung zat kimia lain yang berbahaya. Zat ini meliputi nikotin, senyawa volatil organik, logam berat, serta zat aditif seperti perasa yang dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan pada paru-paru.

Risiko Kesehatan pada Paru-paru Remaja

     Paru-paru remaja masih dalam tahap perkembangan, sehingga sangat rentan terhadap kerusakan akibat paparan zat beracun. Salah satu dampak serius dari penggunaan rokok elektrik adalah terjadinya inflamasi paru-paru, yang dapat memicu berbagai penyakit paru-paru jangka panjang seperti bronkitis kronis dan asma. Beberapa penelitian yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa vape dapat mempengaruhi sistem imun paru-paru, menyebabkan kerusakan DNA, dan meningkatkan produksi radikal bebas yang dapat merusak sel-sel paru. Efek lain yang telah teridentifikasi adalah meningkatnya risiko sindrom peradangan paru-paru akut, atau lebih dikenal sebagai EVALI (e-cigarette or vaping product use-associated lung injury). Sindrom ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sakit dada, dan bahkan kematian. Remaja yang menggunakan vape tidak hanya berisiko mengalami masalah kesehatan paru-paru akut, tetapi juga menghadapi risiko jangka panjang seperti penurunan kapasitas paru-paru.

Nikotin: Ancaman Tersembunyi

     Nikotin adalah zat adiktif yang dapat merusak perkembangan otak remaja. Penelitian menunjukkan bahwa otak remaja yang terekspos nikotin dapat mengalami gangguan perkembangan kognitif, sehingga mempengaruhi kemampuan belajar, daya ingat, dan kontrol emosi. Remaja yang mulai menggunakan vape berisiko lebih tinggi untuk menjadi pengguna rokok konvensional di kemudian hari. Fenomena ini dikenal sebagai efek gerbang (gateway effect), dimana penggunaan vape menjadi pintu masuk bagi remaja untuk menggunakan produk tembakau lainnya.

Ilusi Keamanan

     Banyak pengguna rokok elektrik salah kaprah bahwa produk ini aman karena tidak mengandung tar atau zat beracun dari rokok tembakau. Namun, vape juga memiliki risiko serius. Zat kimia dalam cairan vape, seperti formaldehida dan akrolein, dapat merusak jaringan paru-paru. Partikel logam berat dari elemen pemanas juga bisa terhirup, menyebabkan iritasi dan peradangan. Perasa vape, seperti menthol dan buah, dapat memicu reaksi inflamasi di saluran udara, yang berpotensi merusak paru-paru jika digunakan terus menerus. Ini membuktikan bahwa vape tidak bebas risiko.

Pentingnya Regulasi Ketat dalam Penggunaan Vape

     Pengawasan dan regulasi yang lebih ketat terhadap penggunaan vape, terutama di kalangan remaja, merupakan langkah penting dalam upaya melindungi kesehatan generasi muda.

1.Mencegah Akses Remaja ke Produk Vape

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun