Mohon tunggu...
Rossa Handini
Rossa Handini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga - Ilmu Sejarah

Memiliki minat terhadap seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Emas: Tuntaskan Stunting di Kelurahan Nginden Jangkungan

20 Desember 2023   12:35 Diperbarui: 20 Desember 2023   12:50 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara ibu hamil. 28/10/23. ros/

Program "Kampung Emas" merupakan kegiatan pembelajaran mahasiswa di luar kampus yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat menuju kelurahan mandiri sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di tingkat kelurahan yang ada di Surabaya. Program ini merupakan kerjasama antara Universitas Airlangga yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur terdiri dari 20 Perguruan Tinggi di Jawa Timur, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya. Kampung Emas dilaksanakan dengan melibatkan mahasiswa sebagai bentuk kegiatan Belajar Bersama Komunitas. Kegiatan Kampung Emas resmi dibuka pada tanggal 3 Oktober 2023 oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, di ASEEC Tower Universitas Airlangga. Dalam pidatonya, Walikota Surabaya mengatakan "mari kita gerak cepat dalam upaya penurunan stunting, agar Surabaya menjadi kota dengan zero stunting".

Kegiatan ini didasar pada tingginya prevalensi stunting di Jawa Timur, yaitu 23,5%. Sedangkan pada Kota Surabaya prevalensi stunting berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2021 yaitu sebesar 28,9%. Menurut Peraturan Walikota Surabaya Nomor 79 Tahun 2022 mengenai Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya dan Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/95/436.1.2/2022 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya. Oleh karena itu, dalam mengatasi hal tersebut perlu dilakukan upaya dari berbagai termasuk keterlibatan mahasiswa dalam menjalankan program ini.

Dalam pelaksanaannya para mahasiswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil berisi tiga orang dari berbagai macam jurusan dan ditempatkan di semua puskesmas dan kelurahan yang ada di Surabaya. Seperti kelompok 106 yang mendapat penempatan di Puskesmas Menur, Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Sebelum turun lapangan mahasiswa melakukan analisis situasi berdasarkan data calon pengantin, ibu hamil, dan balita stunting dari puskesmas. Lalu observasi lapangan serta wawancara untuk mengidentifikasi permasalahan ibu hamil, calon pengantin, dan balita stunting yang ada di Kelurahan Nginden Jangkungan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini dibantu oleh ahli gizi dan bidan puskesmas untuk mendapatkan data kesehatan ibu hamil, calon pengantin, dan balita stunting. Selain itu, mahasiswa dibantu oleh bu KSH yang terdapat pada tiap RW untuk mendampingi selama wawancara. 

Kemudian setelah melakukan obervasi lapangan, pengindentifikasian masalah, dan wawancara responden, mahasiswa memaparkan permasalahan yang ditemukan dalam kelurahan pada kegiatan Diseminasi Awal yang diselenggarakan di Puskesmas Menur. Selama proses presentasi, banyak masukan yang diberi dari berbagai pihak yang ada di kecamatan sukolilo, salah satunya adalah Lurah Menur Pumpungan menyatakan bahwa "Penyebab dari balita stunting karena adanya penyakit bawaan, itu harus terus digali, bagaimana treatment yang diberikan, supaya balita ini bebas dari stunting, saya kira begitu masukan ke depannya untuk keberlanjutan program ini". selain itu juga ditemukan masalah pada ibu hamil yang sulit makan. Pola makan yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan janin, namun juga ditemukan peningkatan lingkar lengan atas (LiLA), yang semula kurang dari rata-rata 23.5 cm menjadi cukup dan di atas rata-rata.


Adapun program-program Kampung Emas lainnya seperti SBCC-BESTIEZ. Kegiatan ini terkait edukasi gizi menggunakan media kreatif yang dilakukan pada ibu hamil, calon pengantin, dan KSH terkait permasalahan gizi yang terjadi. Kegiatan edukasi dilakukan langsung oleh Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang mengikuti BBK Tematik Kampung Emas 2.0 di Kelurahan Nginden Jangkungan. Selain itu, dilakukan dokumentasi PMBA (Pemberian Makan Bayi Anak) pada balita stunting untuk mengetahui pola asuh ibu balita. Dari program ini diiharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan praktik pada ibu hamil dan calon pengantin, serta peningkatan aktivitas DASHAT (Dapur Sehat).

Identifikasi pola asuh keluarga. ran/
Identifikasi pola asuh keluarga. ran/

Kemudian ada program LADUNI. Kegiatan ini diperuntukan bagi ibu hamil dan calon pengantin di Kelurahan Nginden Jangkungan dengan harapan setelah kegiatan ini kepatuhan konsumsi dan pengetahuan mengenai Laduni meningkat. Laduni sendiri merupakan suplemen Multiple Micronutrients (MMN). Pelaksanaan kegiatan ini dibantu oleh pihak puskesmas dengan cara membantu mendistribusi Laduni kepada ibu hamil dan calon pengantin. Melalui kuesioner tersebut, mahasiswa melakukan evaluasi konsumsi MMN untuk mengetahui responden dalam mengonsumsi suplemen.

Selain pemberian edukasi gizi dan Laduni. Program Kampung Emas ini juga memberikan Formula Pangan Beriman. Kegiatan ini merupakan upaya pengembangan formula makanan berbasis pangan hewani untuk meningkatan asupan protein bagi ibu hamil, calon pengantin dan remaja putri, serta untuk mendukung program DASHAT (Dapur Sehat). Adapun formula pangan yang dibuat oleh kelompok 106 adalah Nugget Ayam Jamur, pemilihan menu ini berdasarkan survey pasar, dimana banyak sekali masyarakat yang membeli ayam di pasar tersebut. Sebelum melakukan proses pembuatan dilakukan perhitungan angka kecukupan gizi, supaya elemen pembentuk makanan ini sehat untuk dikonsumsi balita juga. Terutama pada balita stunting yang mengalami sulit makan atau picky eater.

Setelah melaksanakan empat program utama, Mahasiswa Universitas Airlangga ini melakukan presentasi Diseminasi Akhir untuk memaparkan perkembangan-perkembangan selama pelaksanaan empat program utama tersebut. Dengan demikian program Kampung Emas selesai pada 15 Desember 2023. Harapan dari Kampung Emas ini adalah menciptakan angka zero stunting pada balita-balita stunting dengan upaya preventif yang berkelanjutan, serta membentuk kesadaran keluarga-keluarga kecil agar perhatian terhadap asupan gizi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun