Oleh : Rosnitini
Di dunia  saat sekarang ini sedang marak-maraknya wabah virus corona  begitu juga dengan berita bohong (hoaks) tentang wabah virus corona tersebut. Yang kita ketahui bersama bahwa semakin lama teknologi semakin canggih yang perkembangannya berkembang mengikuti alur zaman. Teknologi yang dimaksud termasuk juga media social. Siapapun pengguna media social ini bisa berperan dalam penyebaran informasi. Banyak pengguna media social ini salah dalam menggunakan media social atau tidak bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat seperti menyebarkan berita-berita bohong (hoaks) dimedia social.
Dalam kondisi yang kita hadapi sekarang ini, perlu untuk kita mengetahui berita yang akurat terkait tentang Covid-19 ini. Berita simpang siur tentang virus corona ini semakin memarak dimedia social. Kita sebagai pengguna media social tersebut harus selalu waspada dalam menyaring berita yang kita terima. Ini lantas membuat pembaca berita kebingungan, yang mana berita asli dan mana berita bohong (hoaks).
Bahkan bisa saja menimbulkan rasa takut serta panik yang seharusnya tidak boleh terjadi. Rasa takut, kepanikan dan kekhawatiran yang berlebihan bisa meningkatkan resiko seseorang terinfeksi virus corona. Rasa panik tersebut dapat menurunkan kadar imun dalam tubuh.
Situs yang paling banyak dipakai oleh pembuat berita hoaks tersebut adalah media social. Saat ini penyebaran informasi atau berita di media social tidak hanya diakses oleh situs-situs resmi atau sudah dikenal masyarakat, namun siapa saja pengguna media social atau internet dapat berperan dalam penyebaran suatu informasi tersebut. Media social tidak hanya mengubah cara penyampaian informasi  tetapi juga mengubah cara masyarakat mengkonsumsi informasi tersebut.
Penyebar berita bohong (hoaks) ini kurang lebih sama dengan fitnah, entah apa tujuan yang melatar belakangi sipembuat membuat berita hoaks tersebut. Kehadiran berita hoaks ini menimbulkan keraguan terhadap informasi yang diterima dan membingungkan masyarakat. Berita hoaks ini semakin meraja lela dimedia social. Kini berita yang dianggap benar tidak mudah untuk ditemukan.
Cara mengatasi berita hoaks di masa pandemic covid ini antara lain:
1. Selalu kembangkan rasa penasaran, dan jangan langsung menyebarkan berita tanpa mengecek kebenarannya.
2. Telusuri alamat situs
Untuk  informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermati alamat URL situs yang dimaksud. Kita wajib untuk menelusuri alamat situs tersebut apakah sudah tervertvikasi sebagai institusi resmi atau belum.
3. Kritis dan sedikit cuek
Bersikap kritis ketika mendapatkan sebuah berita akan menjadi pelindung yang efektif untuk anda supaya terhindar dari berita bohong (hoaks). Cerdaslah dalam menyaring informasi. Terkadang kita perlu bersikap sedikit cuek dalam menyikapi sebuah informasi yang akan kita terima bisa membuat kita berfikir lebih rasional.
4. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumber yang terkait didalam berita tersebut. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendaptkan gambaran yang utuh.
5. Hal yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang benar-benar terjadi dengan kesaksian dan bukti-bukti, sedangkan opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehngga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
Hati-hati dalam membagikan berita yang anda baca.
Berhati-hatilah dalam membagikan tulisan terutama berasal dari media social, karena berbahaya jika informasi yang dibagikan itu berita bohong (hoaks) dan ikut berdosa karena ikut membagikan berita bohong tersebut.
6. Memeriksa sumber informasi
Kurangnya bukti atau ketergantungan terhadap ahli-ahli yang tidak disebut namanya mengidentifikasi kabar berita palsu.
Itulah keenam cara mengatasi berita hoaks dimasa pandemi covid-19 ini yang harus kita terapkan. Sebagai pengguna media social, kita harus lebih selektif dalam menerima berita dimedia social ini, jangan mudah terpancing dan terpengaruh oleh situasi dan segala kondisi apapun sebelum kita mengetahui berita itu benar adanya. Apa bila kita masing-masing individu menerapkan keempat cara diatas, maka insyaallah tidak ada lagi kekacauan yang disebabkan oleh berita bohong (hoaks) tersebut.
*penulis merupakan mahasiswi program studi manajemen pendidikan islam yang sedang  melaksanakan KKN DR UIN-SU, kelompok 14*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H