Apa yang sangat disayangkan adalah ketika Guru-guru lari ke online sementara ketika offline mereka malah jadi jarang senyum dan berbagi praktik baik di antara sesama yang padahal lebih mudah menyampaikannya karena tidak membutuhkan paket internet dan data.Â
Kembali lagi, bahwa sejatinya Guru penggerak itu adalah sahabat sejati dan pengikut setia dari Guru Penggerak itu sendiri. Jika mereka tidak ada, maka Guru Penggerak hanya berhalusinasi.
Ketika kecanggihan teknologi sebagai pelarian halusinasi Guru Penggerak, berbagi materi secara online, dan demonstrasi di youtube channel maka para pengikut dan sahabat sejati Guru Penggerak akan hilang satu persatu karena sudah mendapat ilmu secara online oleh Guru penggerak itu sendiri.
Terasa aneh memang, ketika kita diminta untuk memberi semangat dan berbagi ilmu, menerapkan budaya positif dan berkarakter, namun di sisi  lain malah menumbuhkan bibit keegoisan dan individual.Â
Terima kasih sudah membaca,
Salam Takzim saya,
Rose Marz,
Rumah Ayah, Saturday, 17 February 2024. 11:55am
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H