Ditemui juga pedagang batagor, dan pop ice meramaikan lapangan tersebut. Pendeknya lapangan tersebut sudah menjadi tempat arena healing untuk warga, maupun pengunjung dari luar selalu menyempatkan datang ketempat tersebut.
Beberapa hal lainnya yang menyenangkan adalah adanya kebun buah yang dibolehkan untuk umum atau pengunjung memetiknya. Kebun buah yang dikelola oleh departemen pertanian kota yang menanam berbagai macam buah-buahan seperti buah jambu biji, rambutan, lengkeng, serta pohon belimbing yang tumbuh subur dan berbuah di sekitar area tersebut.
Setelah jalan-jalan, duduk santai, memetik buah,, hmm benar-benar tempat publik yang menyenangkan, healing bersama keluarga terasa benar manfaatnya. Jadi rindu untuk kembali.
Namun beberapa yang ditemui dari masyarakat atau pengunjung yang datang ketempat tersebut adalah kurang terjaganya sikap membuang sampah pada tempatnya.Â
Setelah berkunjung selalu ada saja orang atau tangan yang tidak bertanggungjawab melemparkan sampah ke pojok atau ke tempat saluran air, atau meninggalkan begitu saja bekas makanan teronggok di sudut jalan atau ditinggal saja di taman tempat bersantai tadi, ada juga yang memetik buah dan digigit satu gigitan terus dilempar kemana suka.
 Itu adalah perbuatan yang tidak pada tempatnya, dan jangan sampai dilestarikan oleh anak-anak kita dari generasi ke generasi berikutnya.
Ruangan publik juga harus memiliki air bersih. Namun pada tempat ini sulit ditemui sumber air mengalir yang memadai.
Nampak beberapa kran atau slot wadah penampung air dan wastafel di sudut bangunan, namun setelah diputar, krannya rusak dan membuat air keluar tidak terkontrol, sehingga itu tentu menjadi pemborosan, dan kita tidak bisa memakai air sesuai dengan kebutuhan. Sulit untuk mencuci tangan atau sekedar mencuci muka dan berwudhu.
Ada beberapa bangunan yang dibuat sebagai tempat mencuci tangan atau jamban umum, namun itu juga tidak terjaga kebersihannya dikarenakan tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab tadi juga yang memakainya.