Awas "Garatak Samba", Jika Termakan Bisa Mules Semalaman
Apakah itu Garatak Samba, dan bagaimana rasanya, apakah Crunchy seperti Karupuk Sanjai Balado atau lezat renyah empuk seperti Gulai Rendang buatan Mintuo
Semua orang Minang pada umumnya orang Padang pasti paham dengan istilah yang satu ini. Garatak Samba, bahasa pengecoh ala orang Padang, orang Minang Sumatera Barat.
Orang Minang memang kaya dengan tutur bahasa sehari-hari yang dipakai dalam berkomunikasi. Ada banyak pemakaian gaya bahasa yang sarat akan nilai-nilai luhur yang menunjukkan jati diri dan kearifan budaya dari orang Minang itu sendiri. Bahasa ungkapan percakapan sehari-hari yang  mempunyai kedalaman makna dan butuh pemikiran yang bijaksana dalam memahaminya.
Salah satu ungkapan gaya bahasa yang dimaksud adalah Garatak Samba. Garatak Samba adalah semacam ungkapan atau gaya bahasa yang dilontarkan oleh si pembicara dengan maksud untuk mengukur kedalaman nyali, kekuatan tekad atau keseriusan lawan bicaranya ketika sedang melakukan permusyawarahan atau negosasi.
Untuk lawan bicara yang kurang pemahaman dalam hal ini, maka bisa saja dia akan meng-iyakan ungkapan atau perkataan tersebut. Dia menerima pernyataan tersebut tanpa ada usaha untuk membalas dengan kata-kata penguat akan kata yang dilontarkan yang disebut sebagai kata Garatak Samba tadi.
Sehingga si pembicara yang melontarkan kata-kata "Garatak Samba" menjadi menarik kesimpulan bahwa si lawan bicaranya tidak kuat keyakinan untuk meneruskan kesepakatan atau dalam istilah lainnya negosiasi terpaksa dibatalkan.
Padahal jika si lawan bicara mengerti kalau ini "hanyalah" sebuah Garatak Samba maka tentunya dia akan membalas dengan kata-kata yang lebih kuat sehingga kata Garatak Samba tadi menjadi terpental, dan si pembicara yang mengeluarkan kata-kata Garatak Samba menjadi senang dan merasa sudah menemukan kesepakatan yang ideal.
Tentu imbasnya hubungan antara si pembicara dengan si lawan bicara semakin klop dan bisa dipastikan urusan dagang, bisnis atau urusan keluarga lainnya yang sedang dimusyawarahkan saat itu bisa diselesaikan dengan cepat kemudian tanpa ada halangan yang berarti. Hubungan silahturahmi menjadi lebih kuat dan erat.
Jika si lawan bicara termakan Garatak Samba, bisa dipastikan hasilnya menjadi terbalik, si pembicara yang melontarkan "Garatak Samba" menjadi kecewa. Hubungan ke depan dengan si lawan bicara menjadi hambar dan tidak manis lagi seperti hari-hari sebelumnya. Nah, bagi lawan bicara yang tidak arif atau tidak bijaksana dalam pemikiran, terlambat menyadari sudah termakan Garatak Samba, bisa dipastikan pulang dari pertemuan atau permusyawarahan tersebut pasti merasa menyesal dan menyadari tingkahnya yang terlihat menjadi bodoh karena begitu cepat termakan Garatak Samba si pembicara.