Semua makhluk di dunia ini berjalan berdasarkan garis waktunya masing-masing.
Sejatinya semua makhluk di dunia ini hidup berdasarkan takdir yang membersamainya. Tak terkecuali, manusia.
Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Waktu memulainya berbeda, begitupun waktu mencapai akhir pun berbeda.
Jangankan dua orang yang engga memiliki keterikatan kekerabatan ataupun kedekatan, yang kembar identik pun memiliki garis waktunya masing-masing.
Ibaratnya, ketika dua orang yang kembar identik sedang belajar mengendarai sepeda roda dua di masa yang sama. Keduanya memiliki kemampuan masing-masing. Keduanya mustahil bersamaan bisa mengendarai sepeda di detik yang sama. Bisa jadi adiknya duluan yang duluan mahir.
Tidak selalu orang yang lebih tua, orang yang lebih pintar mencapai titik tertingginya. Kita tidak tahu perihal itu.
Meskipun manusia sudah merencanakan sesuatu sampai sedetail apapun, kalau tidak ada izin dari-Nya apa boleh buat?
Kita hidup di dunia ini bukan sedang berkompetisi. Tidak sedang berada di suatu track yang sama dimana yang menang adalah yang paling cepat menapaki garis finish.
Tidak, tidak seperti itu. Kita tidak akan tertinggal ataupun terlalu cepat daripada yang lainnya. Karena, masing-masing diri kita berada si suatu track yang berbeda. Panjang lintasannya berbeda, rintangannya berbeda, dan tentu garis finish nya pun berbeda. Maka dari itu, ini menjadi pengingat kita (khususnya aku), bahwa tidak masalah kalaupun kamu melihat orang lain sudah mencapai ini dan itu, kamu tak perlu risau akan hal itu, karena kita semua punya lintasan hidup masing-masing.
Kita semua hanya perlu fokus pada lintasan hidup kita masing-masing. Perlu perhatikan apa saja rintangannya, kemudian bagaimana untuk menaklukkan rintangan tersebut. Hingga pada akhirnya kita akan menapaki garis finish yang sudah kita lalui prosesnya sendiri.