"PAGER MANGKOK" & "TAPA NGELI"
#AJARAN SUNAN MURIA YANG TERLESTARI
Jumat Pahing, 10 Mei 2024, kami dari Tim Pusat Studi LONTAR NUSANTARA memiliki agenda mengarungi jalur utara Jawa. Rutinan kami kali ini, berlima saja bersama berziarah ke makam Sunan Muria. Selain mengirim doa & berikhtiar menghadirkan serta menyambungkan ruh semangat perjuangan, kami juga mengeksplorasi jejak sejarah dakwah Kanjeng Sunan Muria di Nusantara.Berangkat berpagi hari dari kota Solo, kami tiba di lokasi Wisata Religi Sunan Muria sekitar jam 10 pagi. Sembari menunggu waktu sholat Jum'at dan pintu makam dibuka, kami dihangatkan oleh tawaran warung sekitar untuk menyeduh lalu menikmati kopi. Kopi Muria tentunya. Rasanya mangtap, tidak terlalu berat, dinikmati di daerah dataran tinggi tentu serasa nikmat.
Sunan Muria mengajarkan, hendaknya menjadi seorang manusia itu memperbanyak shadaqah dan saling memberi. Ini tentu juga sejalan dengan Hadits Kanjeng Nabi Muhammad;Â (Tahaddu tahabbu). Artinya; Saling berilah kalian supaya saling cinta.
 Karena saling memberi itu bisa menimbulkan rasa cinta yang  nantinya juga akan saling mengayomi dan melindungi.
Maka kemudian muncul adigium " Sak kuat-kuate "pager tembok" luwih kuat "pager mangkok". Artinya; sekuat-kuatnya pagar rumah berupa tembok untuk melindungi rumah dan seisinya, lebih kuat lagi adalah pagar " mangkok". Yakni pagar sosial yang terwujud dari budaya saling memberi. Baik itu pemberian berupa makan, shadaqah  maupun bentuk lainnya yang akan membuat para tetangga di sekitar kita akan turut menjaga rumah dan keluarga kita bila ada gangguan datang mengganggu. Ini terbentuk karena rasa cinta yang otomatis akan memunculkan rasa saling melindungi.
"Nahnu minhum, nahnu ma'ahum wa nahnu lahum". Kita berasal dari masyarakat, kita ada di tengah-tengah masyarakat dan kita ada untuk masyarakat. Kita adalah masyarakat itu sendiri.
#LONTAR NUSANTARA
(Pembina: Yai DR. Kasori Mujahid & Yai Sugiyanto, Pimpinan Program:Ki Ageng Budhi Hartanto, Manager Ekspedisi: Ma'ruf emPujinto, Pimpinan Perjalanan: Yi Tri Wahyu Yunianto, Divisi Syiar & Arsip: Rosnendya Yudha Wiguna)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI