Mohon tunggu...
Rosnendya Yudha Wiguna
Rosnendya Yudha Wiguna Mohon Tunggu... Jurnalis - bangunlah jiwanya bangunlah raganya

::: Purely Indonesian - SPORT Lover- Healthy Live - juga Pegiat LONTAR NUSANTARA ::: Ketib Cendana Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat :::

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"PAGER MANGKOK" & "TAPA NGELI" ; AJARAN WARISAN SUNAN MURIA YANG TERUS TERLETARI

12 Mei 2024   20:32 Diperbarui: 12 Mei 2024   21:50 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasca diskusi bersama K.H.Nur Hamim (Imam Masjid Sunan Muria) 

"PAGER MANGKOK" & "TAPA NGELI"
#AJARAN SUNAN MURIA YANG TERLESTARI


Jumat Pahing, 10 Mei 2024, kami dari Tim Pusat Studi LONTAR NUSANTARA memiliki agenda mengarungi jalur utara Jawa. Rutinan kami kali ini, berlima saja bersama berziarah ke makam Sunan Muria. Selain mengirim doa & berikhtiar menghadirkan serta menyambungkan ruh semangat perjuangan, kami juga mengeksplorasi jejak sejarah dakwah Kanjeng Sunan Muria di Nusantara.Berangkat berpagi hari dari kota Solo, kami tiba di lokasi Wisata Religi Sunan Muria sekitar jam 10 pagi. Sembari menunggu waktu sholat Jum'at dan pintu makam dibuka, kami dihangatkan oleh tawaran warung sekitar untuk menyeduh lalu menikmati kopi. Kopi Muria tentunya. Rasanya mangtap, tidak terlalu berat, dinikmati di daerah dataran tinggi tentu serasa nikmat.

Hangat nikmat Kopi Muria
Hangat nikmat Kopi Muria
Ba'da sholat Jum'at kami menemui Imam Masjid Muria beliau K.H. Nur Hamim yang hari itu juga berlaku sebagai Khatib dan Imam Jum'at. Dari  diskusi beliau bersama tim kami yang dipimpin oleh DR. Kasori Mujahid (Pembina LONTAR NUSANTARA), didapatkan informasi bahwa Yayasan Sunan Muria dibantu UIN Walisanga sedang menyusun Buku Sejarah Sunan Muria. Riset-riset sedang terus dilakukan untuk menambah literasi dan sumber yang saling menguatkan. Selain mengakomodir dan memotret fakta sumber sejarah folksflore dari oral tradition (budaya bertutur- turun temurun di masyarakat), riset juga tentu mengeksplorasi sumber-sumber tertulis yang tersebar di berbagai tempat seperti Pesantren, Keraton Jogja dan Solo, Manuscript-manuscript di Masjid-masjid Agung yang ada dan tempat-tempat lain ditemukannya sumber sejarah literitatif tentang Sunan Muria. Semoga lancar ikhtiar riset-riset ini.

Mendoakan beliau Kanjeng Sunan Muria semoga Allah memberikan tempat yang mulia pada beliau perintis dakwah di Nusantara
Mendoakan beliau Kanjeng Sunan Muria semoga Allah memberikan tempat yang mulia pada beliau perintis dakwah di Nusantara
Banyak hal bisa dieksplore dari sejarah dakwah Sunan Muria. Mulai dari silsilah nasab keluarganya yang sampai kepada Nabi Muhammad, hingga sejarah hidup dan pola strategi dakwah Islamnya di Nusantara.Salah satu peninggalan penting dari Ajaran Sunan Muria adalah Prinsip "Pager Mangkok" dan "Tapa Ngeli".

Sunan Muria mengajarkan, hendaknya menjadi seorang manusia itu memperbanyak shadaqah dan saling memberi. Ini tentu juga sejalan dengan Hadits Kanjeng Nabi Muhammad;  (Tahaddu tahabbu). Artinya; Saling berilah kalian supaya saling cinta.

 Karena saling memberi itu bisa menimbulkan rasa cinta yang  nantinya juga akan saling mengayomi dan melindungi.

Maka kemudian muncul adigium " Sak kuat-kuate "pager tembok" luwih kuat "pager mangkok". Artinya; sekuat-kuatnya pagar rumah berupa tembok untuk melindungi rumah dan seisinya, lebih kuat lagi adalah pagar " mangkok". Yakni pagar sosial yang terwujud dari budaya saling memberi. Baik itu pemberian berupa makan, shadaqah  maupun bentuk lainnya yang akan membuat para tetangga di sekitar kita akan turut menjaga rumah dan keluarga kita bila ada gangguan datang mengganggu. Ini terbentuk karena rasa cinta yang otomatis akan memunculkan rasa saling melindungi.

Ramai pengunjung berziarah, selalu ingat akar sejarah
Ramai pengunjung berziarah, selalu ingat akar sejarah
Ajaran yang berikutnya dari Sunan Muria adalah "Tapa Ngeli'. Yakni tetaplah menjadi orang baik yang terjaga, tetapi juga tetap membaur bersama masyarakat, tidak mengasingkan diri atau menjauh menyepi. Berbaur tetapi tidak lebur. Berbaur terus memperbaiki diri sendiri sembari mengajak masyarakat untuk bersama-sama memperbaiki segala hal yang ada demi kebaikan bersama.
"Nahnu minhum, nahnu ma'ahum wa nahnu lahum". Kita berasal dari masyarakat, kita ada di tengah-tengah masyarakat dan kita ada untuk masyarakat. Kita adalah masyarakat itu sendiri.


Demikianlah antara lain dua ajaran utama Sunan Muria selain banyak ajaran beliau lainnya yang alhamdulillah terus terlestari sampai hari ini. Dimana para du'at dan masyarakat bersama mengamalkan sikap sifat "Pager Mangkok" & "Tapa Ngeli" yang kemudian menghasilkan forma masyarakat gotong royong-egalitarian tak berkasta dan nyaris tanpa sekat.

#LONTAR NUSANTARA
(Pembina: Yai DR. Kasori Mujahid & Yai Sugiyanto, Pimpinan Program:Ki Ageng Budhi Hartanto, Manager Ekspedisi: Ma'ruf emPujinto, Pimpinan Perjalanan: Yi Tri Wahyu Yunianto, Divisi Syiar & Arsip: Rosnendya Yudha Wiguna)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun