Mohon tunggu...
Rosmawati
Rosmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rosmawati

Rosmawati lahir di Desa Pokurumba Kec. Poleang Kab. Bombana pada 08 September 2002. Putri tunggal keturunan Bugis ini bercita-cita jadi seorang Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jurnalisme di Bawah Kepungan Digital Saat Ini

17 Desember 2022   16:47 Diperbarui: 17 Desember 2022   16:53 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurnalisme di bawah pengepungan digital yang membahas cara-cara kompleks dimana era digital, telah mengubah jurnalisme dari memfasilitasi bentuk bentuk baru serangan terhadap jurnalis, hingga mengubah seluruh modal bisnis media berita hingga membentuk kembali hubungan dengan khalayak. Konsekuensi ini ditambah dengan efek bencana dari pandemi covid-19 yang menjadi Ancaman eksistensial bagi media baik untuk kepentingan publik bebas dari kepentingan politik bisnis atau pribadi dan perwakilan semua komunitas.

Lalu seperti apa kepungan yang dimaksud ? Bagaimana perbedaan antara jurnalisme sebelum dan setelah digitalisasi ? 

Perbedaan jurnalisme sebelum era digital dan saat ini. Informasi biasa dahulu itu didapatkan dengan ekstra. Menyambangi narasumber dan informasi hanya didapatkan dengan mudah hanya dengan memantau akun media sosial pejabat publik atau kemudian akun media sosial lembaga pemerintahan, dan jurnalis bisa hanya berada di depan komputer kemudian memantau perkembangan konferensi pers secara online. Itu yang menjadi titik positif yang membedakan antara jurnalistik konvensional dengan jurnalisme saat ini. 

Namun konfirmasi tetap dibutuhkan sehingga meskipun semua serba tersedia di dalam platform online, konfirmasi secara langsung kepada yang bersangkutan itu masih penting dan itu menjadi kebutuhan secara kode etik.

Masyarakat zaman sekarang lebih cenderung mengakses media digital daripada konvensional seperti TV, Radio atau media cetak. Lalu bagaimana supaya media konvensional ini bisa tetap eksis di era digital saat ini ?

Digitalisasi itu akan sulit kita hindari, jadi mau tidak mau, memang media harus beradaptasi dengan konteks yang ada. Kita tidak bisa mempertahankan yang memang harus masyarakat ketahui. Media harus ditantang untuk merubah dirinya menjadi cinta makanya kemudian banyak juga media digital yang juga menjadi tantangan kalau misalkan media-media konvensional yang harus tetap eksis. Misalkan konten berkualitas itu tidak ada matinya mau itu dalam platform digital, ataupun misalkan dalam visi ketika konten-konten berkualitas jurnalistik yang di mana itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, dimanapun itu platformnya itu tetap dibutuhkan oleh masyarakat sehingga tekannya adalah bukan bagaimana mempertahankan media baru konvensional tapi bagaimana kita menjaga jurnalisme berkualitas tetap eksis jurnalismenya dan harus kita jaga agar ini tetap hidup digital dan konvensional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun