Mohon tunggu...
rosmalia putri
rosmalia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Kecantikan Korea dalam Hiperrealitas Jean Baudrillard

13 Juni 2023   00:59 Diperbarui: 13 Juni 2023   01:45 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Rosmalia Putri Handayani (1405620089)

Pendidikan Sosiologi UNJ

Banyak orang di Indonesia yang mengikuti dan menyukai budaya pop Korea, sehingga pemasaran produk budaya pop Korea berhasil. Salah satu tren yang berhasil dalam Korean Wave adalah produk kecantikan, yang juga dipengaruhi oleh penampilan para selebriti Korea. Tren kecantikan Korea ini memicu antusiasme di kalangan penggemar, terutama karena perbedaan budaya dan penampilan fisik, yang menciptakan perasaan perbedaan diri.

Di Indonesia, para penggemar Korea yang merupakan bagian dari masyarakat modern saat ini cenderung lebih fokus pada konsumsi tanpa memperhatikan esensinya. Mereka lebih memprioritaskan kegembiraan dan semangat yang tinggi daripada manfaat atau fungsi sebenarnya dari produk-produk tersebut. Konsumsi mereka sering kali hanya untuk memenuhi keinginan pribadi dan untuk meningkatkan status mereka sebagai penggemar. Masalah muncul di antara penggemar Korea karena mereka tidak mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya atau efek dan manfaat yang mungkin timbul dari produk kecantikan yang mereka konsumsi.

Korean Wave merupakan gelombang kebudayaan Korea yang meliputi drama televisi, film, musik K-pop, permainan, makanan, fashion, produk kecantikan, dan pariwisata, yang dikenal dengan sebutan Korean Wave (Gun Joo & Won, 2012). Keberhasilan Korean Wave tidak lepas dari peran dan daya tarik bintang-bintang Korea. Penampilan mereka dianggap sebagai standar kecantikan dan ketampanan yang diidolakan banyak penggemar di Asia, termasuk di Indonesia. Fenomena ini, menurut Mccutcheon, memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan sebagian orang (W. Lee, 2015). 

Perkembangan teknologi dan peran media sosial juga menjadi faktor kunci dalam penyebaran budaya Korea saat ini (H. Lee, 2018). Terutama, peran media sosial dalam proses transnasionalisasi Korean Wave menarik perhatian karena mempengaruhi produksi, sirkulasi, penerimaan, dan konsumsi (Huang, 2017).

Konsumsi budaya populer selalu menghasilkan penggemar. Jenkins, di sisi lain, menggambarkan penggemar sebagai individu yang mencari makna dalam produk budaya, di mana pemahaman ini melibatkan pemikiran intelektual dan emosi (Storey, 2006). 

Di antara penggemar Korea, biasanya terbentuk komunitas yang memiliki minat dan kepentingan yang sama. Pertumbuhan komunitas dan Korean Wave, yang merupakan budaya populer Korea, telah menciptakan gaya hidup yang terinspirasi oleh gaya hidup orang Korea. Menurut Baudrillard (Ritzer, 2003), melalui objek, baik individu maupun kelompok, menemukan tempatnya dalam masyarakat yang terstruktur, sehingga setiap orang tetap berada pada posisinya sendiri.

Penampilan visual bintang Korea sering kali diekspos secara berkelanjutan oleh media dengan tujuan menciptakan kondisi hiperrealitas yang mendorong konsumsi berlebihan tanpa mempertimbangkan manfaat atau pemahaman yang selektif. Konsep Hiperrealitas, yang dikembangkan oleh Baudrillard, bertujuan untuk memahami sifat dan pengaruh komunikasi massa (Jauhari, 2017). Filosofi Baudrillard, pada intinya, berfokus pada dua konsep utama yaitu "hyperreality" dan "simulation" (Azwar, 2014).

Hiperrealitas menciptakan kondisi di mana hal-hal yang palsu dan asli saling bercampur, masa lalu dan masa kini terjalin, fakta dan rekayasa simpang siur, tanda dan realitas menyatu, serta kebohongan dan kebenaran bersatu (Lechte, 2001). Budaya saat ini yang didominasi oleh simulasi menyebabkan objek dan diskursus kehilangan referensi atau dasar yang kuat (Leach, 2005), dan sebaliknya yang asli telah terabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun