[caption caption="Al Qur'an ruh umat dalam menggapai perubahan pic : googling"][/caption]
Sejak 14 Oktober 2015 M umat muslim seluruh dunia telah menginjak pada tahun baru Hijriah – diawali dengan Muharam 1437 H .
Alhamdulillah . . . dia telah datang dengan anggun dan sederhana saja bahkan terkesan ia muncul dengan tiba – tiba tanpa penyambutan selayaknya.
Semoga Allah memberikan kekuatan bathin bagi makhluk bumi, alam sekitarnya wabil khusus rakyat Indonesia dari kota hingga kepelosok – pelosok.
Semoga pula lepas dari musibah demi musibah mulai dari kabut asap di Riau dan sekitarnya hingga nafsu keji tampak jelas di depan mata bangsa ini yaitu pembunuhan demi pembunuhan dilakukan umat terhadap sesama speciesnya sendiri.
Tentu saja kali ini paling hit dan keji adalah pembunuhan Pak Salim Kancil di wilayah Selok Awar - awar Lumajang.
Semoga kita semua bisa melakukan sesuatu terbaik dan terefektif agar korupsi dan para koruptor dihukum dengan hukuman setimpal.
Di negeri kita saksika dengan anteng – nya dan menggurita terpelihara secara masif korupsi kecil – kecilan hingga level kakap tentu ini menjadi PR berat semua pemangku kebijakan negeri.
Memang terasa berbeda penyambutan 1 Muharam bila di bandingkan dengan pesta pora menjelang 1 Januari, sekiranya tidak ada Solo Yogya dan beberapa daerah yang memiliki tradisi satu sura mungkin akan senyap – senyap saja masyarakat Indonesia ini saat muncul bulan dan tahun baru, yang teramat fenomenal bagi jalinanan keakraban dengan Sang Pecipta Nya.
Lalu ada apa dengan umat Islam khususnya yang tidak melakukan penyambutan selazimnya, kontras sekali jika new year bulan dan tahun Syamsiah ?
Memang sesungguhnya tidak semua umat Islam berdiam diri, dibeberapa tempat melakukan penyambutan dengan istighosah berjamaah, tabligh Akbar dan Kasunanan Solo juga Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat jauh – jauh hari telah mempersiapkan segala sesuatunya karena memang secara adat telah menjadi rutinitas para abdi dalem.