Pemilihan Puteri Muslimah 2016
Posisi kaum wanita di Indonesia dalam pandangan penulis di banding dengan di Timur Tengah rasanya lebih bisa memilih untuk menyatakan identitas dirinya apakah sebagai ibu rumah tangga yang sangat fungsional untuk kepentingan keluarga dan masa depan bangsa, ataukah memilih menjadi wanita karier dengan berbagai dilema dan kendala, mungkin ada pilihan yang relatif aman menjadi ibu rumah tangga dan bekerja di rumah berusaha mencari tambahan penghasilan.
Apapun pilihannya menjadi wanita Indonesia sangatlah beruntung dan perlu kita syukuri bersama dengan cara berkiprah di bidang masing – masing kemudian sama – sama berusaha meng upgrade diri menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang terus maju bahkan melesat kadang tidak terduga perkembangannya.
Salah satu dampak dari kemajuan jaman bagi kaum wanita di Indonesia adalah diperluasnya panggung pemilihan yang awalnya hanya Pemilihan Puteri Indonesia dimana ada Yayasan khusus yang menaunginya kemudian pada Rabu 11 Mei 2016 bangsa Indonesia yang rajin nonton Indosiar maka akan menyaksikan pada malam itu ada event Pemilihan Puteri Muslimah Indonesia 2016 dengan sponsor utama produk kecantikan Wardah dengan salah satu brand ambasadornya adalah Dewi Sandra diantara kita mungkin mengenalnya telah berkerudung sejak beberapa tahun terakhir.
“Muslimah Sesungguhnya”
Sesungguhnya apapun kiprah yang dilakukan oleh satu brand tentu sah – sah saja apalagi ini jelas kita saksikan sebagai ajang promosi produk kecantikan . . . monggo . . . silahkan dan pasti anggaran yang disiapkan tidaklah sedikit, akan tetapi penulis cukup tercengang ( dasar lebay ! ) ketika sore hari sekitar jam 15.00 an ada woro woro yang dilakukan oleh tiga perempuan berkerudung indah mereka memang cantik dan glamour dengan jeda (iklan) yang cukup sering menginformasikan kegiatan para peserta Pemilihan Puteri Muslimah Indonesia 2016 dengan kalimat yang di ulang berkali – kali : “Menjadi Muslimah Sesungguhnya”
Pengaburan Makna
“Menjadi Muslimah Sesungguhnya” mungkin jika dalam tulisan ini harus pakai hesteg (#MenjadiMuslimahSesungguhnya), tentu ini menjadi daya tarik khusus bagi penulis untuk duduk menyimak dengan berbagai macam pertanyaan diantaranya :
- Apa konsep menjadi muslimah sesungguhnya versi produk kecantikan wardah, karena disana disematkan juga salah seorang jurinya adalah Yenni Wachid
- Apa sajakah kegiatan yang mendukung konsep menjadi muslimah sesungguhnya
- Selanjutnya bagaimanakan para muslimah yang terpilih dan tidak terpiliih akankah mereka tetap menjadi muslimah yang sesungguhnya.
Jika dilihat dari beberapa kegiatan yang dimunculkan berdasar apa yang dipaparkan tiga muslimah berbaju putih tentu saja membingungkan masyarakat awam bin masyarakat kebanyakan yang baru mengenal Islam, mungkin bagi yang telah mendalami Islam secara konsisten berfikir : “wach ini mah bakalan jadi komoditas saja” its oke saja akan tetapi wanita – wanita yang ikut pemilihanpun juga kasihan bahwa menjadi “muslimah yang sesungguhnya” itu harus pandai bernyanyi karena ada kelas olah vocal dan harus pandai bergaya di panggung karena ada kelas koreo dan jangan canggung di depan camera karena ada sessi pemotretan dimana kalau dilihat dari pemahaman para ulama secara ekstrim pasti akan menjadi perdebatan yang cukup berisik.
- Apa konsep menjadi muslimah sesungguhnya versi produk kecantikan wardah, karena disana disematkan juga salah seorang jurinya adalah Yenni Wachid
Pada saat acara berlangsung penulis memang tidak menonton, sekilas pagi hari sempat melihat pada kesimpulannya yang di maksud “muslimah yang sesungguhnya” bukan berdasar kajian mendalam tentang nilai Islam kata tersebut di sematkan jelas untuk mencuri pasar agar produk sponsor grafiknya meningkat, logis.
Akan tetapi menjadi muslimah sesungguhnya kemudian serta merta harus :