Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pamor Menteri Susi Pada Acara Wisuda Sarjana Terapan Perikanan Angkatan 47

30 Agustus 2015   13:41 Diperbarui: 30 Agustus 2015   13:54 3727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Saat Ibu Menteri KP menyambut dan melantik wisudawan STP angk 47"][/caption]

Tujuh taruna taruni mundur dengan langkah rapih dan terlatih meletakan ijazah di kursi masing - masing yang baru saja mereka terima dari Menteri Kelautan dan Perikanan ke 6 Ibu Susi Pudjiastuti kemudian mereka menjumpai Ayah Bundanya sungkem dengan khidmat disaksikan semua Guru Besar Senat Mahasiswa STP – Sekolah Tinggi Perikanan, semua hadirin terpaku . . . serta merta saja mengalirlah air mata haru menyelimuti kalbu penulis.  

Simbol penghormatan kepada kedua orang tua dari wisudawan terbaik hari itu, sabtu 29 Agustus 2015 begitu syahdu dan menakjubkan hampir semua orang tua yang hadir diruangan mata mereka mendadak memerah dan mengusapnya dengan tissue.

Adalah satu dari sekian banyak cuplikan yang sangat mengesankan bagi penulis saat menghadiri Wisuda Sarjana Terapan Perikanan Angkatan 47 Dan Magister Terapan Perikanan Angkatan ke 3 Sekolah Tinggi Perikanan menjadi salah satu cuplikan kehidupan dari #makhluk udik yang kemudian dapat menyimak langsung salah satu acara penting diantara sekian banyak susunannya yaitu Sambutan Menteri Perikanan dan Kelautan RI Ibu Susi Pudjiastuti sebagai telah penulis sebutkan diatas.

Ibu Susi sebagai Menteri dengan jabatan tertinggi dalam jajaran kementerian KP di sambut demikian sangat hormat diantaranya tarian selamat datang, dan penulis terperangah saja dalam hati ternyata perempuan hebat ini hadir diantara Guru Besar Senat STP (Sekolah Tinggi Perikanan) berbusana celana gombrong warna hitam blus berlengan panjang coklat agak kekuning – kuningan, adapun selendang yang diikat ala kadarnya hanya tampak memberikan kesan bahwa beliau hadir dengan formalitas yang ia coba melebur kedalam acara yang dipersiapkan dengan waktu yang cukup panjang. Rambut nya dibiarkan saja tanpa di konde atau ditata lebih rapih bahkan wajah terkesan polooos tanpa make – up.

Beliau lebur diantara para guru besar STP, wisudawan (taruna) wisudawati (taruni), hadirin termasuk tamu vip dan duta besar dan beberapa orang penting dari Timor Leste ;   beliau berjalan sedemikian trengginas terkesan sangat terburu – buru tapi tidak sebagaimana dugaan kita ia memang berpenampilan cukup gesit.  

Dengan penampilan yang sedemikian sederhana, kebesarannya secara simbolik dapat penulis saksikan secara nyata :

  • Ketika masuk dan keluar ruangan para guru besar semuanya berdiri termasuk hadirin demikian wisudawan / wati STP secara takdzim itu mereka lakukan
  • Saat akan di pasangkan gordon ( kalung wisudawan ) ; seluruh wisudawan / wati berdiri
  • Saat Ibu Susi akan memberi sambutan bagi wisudawan / wisudawati, seluruh Guru Besar yang hadir sekitar 20 orang mereka berjubah plus toga dan kalung kebesaran berdiri takdzim

Memang realitas yang penulis saksikan semua ini hanya simbolik belaka yang bisa dilakukan dan direkayasa, akan tetapi apa yang beliau sampaikan dalam waktu yang lebih kurang hanya lima belas menit saja gesturnya yang menebar aura produktifitas kami merasakan kewibawaan terdalam seorang Ibu pejuang yang berkeinginan salah satu misi Kementerian yang dipimpinnya :    

Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

Dengan suara bariton yang terkesan beliau sangat berwibawa ( dan agak serak – serak ) setelah membuka dengan salam penghormatan kepada semua fihak, paparnya :

“STP harus menjadi benteng penjaga, mengawal misi dan visi pemerintah khususnya di bidang Kelautan dan Perikanan, saya berharap kepada seluruh wisudawan   jangan bekerja di luar negeri bukan tidak baik dan tidak boleh tetapi Indonesia lautnya sedemikian sangat luas membutuhkan tenaga terdidik yang siap mengolah seluruh potensi yang kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun