[caption caption="Sate Matang, khas nikmat picture : dok.pribadi"][/caption]Hentakan Tari Saman
Asap membumbung menyeruak dan menyebar ke seluruh area Jalan Sri Ratu Safiudin 82 Peunayong Banda Aceh. Meski semua acuh tak acuh dengan bentukan mirip kabut yang bergerak cepat pergi mengikuti angin membawa aroma sensasi khas merangsang selera.
Kami berempat mencari tempat duduk yang paling nyaman untuk menikmati santap malam sate Matang khas Banda Aceh yang sangat terkenal dan menjadi perburuan para penggemar kuliner di wilayah ini.
Populer dengan sebutan sate Matang, karena lokasinya di Peunayong itu dikenal dengan Matang. Nama ‘tempat’ tidak terkait dengan makna dari matang dalam bahasa Indonesia sesuatu yang sudah matang, misalnya “pisang telah matang”.an
Bang Zulkarnaen Kompasianer dari Aceh melengkapi review ini dengan penjelasan berikut :
Sebutan "Sate Matang" itu karena sate tersebut merupakan sate khas Kota Matangglumpangdua, Kec. Peusangan, Bireuen. Bukan khas Banda Aceh.
Terima kasih . . .
Hampir semua tempat duduk terisi, beruntunglah kami mendapat meja dekat dengan lemari buah–buahan bahan dasar membuat aneka juice: wortel, tomat, belimbing, jeruk, mentimun, jambu, pear, apel dan pepaya sangat lengkap.
Tidak lupa dengan segera kami memesan masing – masing sesuai selera, di antaranya juice jambu dan Hannah puteri ke delapan yang tinggal bersama Kakaknya di Cot Bagi memesan juice mangga.
[caption caption="Suasana Teriakan dan Hentakan Bak Tari Saman . . . . pic : dok.pribadi"]
Sejak kami datang, hentakan–hentakan bak Tari Saman yang mendunia menyambut semua pengunjung. Demikian teriakan dan gerakan dinamis terpadu indah dan mencengangkan ada di sini. *Dalam hati tertawa agak konyol!*