Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FAPI] Impian Si Kecil Tak Lagi Matre

7 Juli 2015   13:17 Diperbarui: 7 Juli 2015   13:32 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Intan Rosmadewi no 76

Sejak menjelang ifthar, sekitar satu jam sebelumnya si kecil Afaren telah merengek dan membujuk kakak – kakaknya agar ia diperkenankan membeli walki talkie barbie dengan alasan “agar tidak ada penjahat dan kita butuh walki talkie itu sebagai alat komunikasi”   bahkan hingga adzan maghribpun masih teriak – teriak : “walki talkie . . . walki talkie . . . walkie talkie” diiringi tangisan berisik dan sangat mengganggu.

Semua kakaknya tidak ada yang setuju, disamping harganya yang mahal sekitar enam puluh ribu rupiah, jika telah bosan dengan mainannya ini yakin walki talkie imitasi ini akan menjadi sampah.

Bagi Afaren, belanja menjadi semacam kegemaran yang sulit di bendung, bulan yang lalu ia minta dibelikan kelinci dan hamster yang akhirnyapun mati, karena kurang perawatan

Selalu ada yang di beli dan selalu . . .

Impian untuk segera memiliki kampung halaman baru, adalah salah satu kiat menghindari sikap hedon dan matre khususnya si kecil, kampung dengan rumah yang asri, halaman yang luas, di depan rumah tumbuh bermacam – macam tanaman semacam apotik hidup, perpustakaan sederhana yang lengkap, sungai kecil dengan air yang jernih, tetangga yang guyub, budaya Islam yang terjaga dan paling penting jauh dari macam – macam yang dikenal dengan supermarket, minimarket, mall dan toko – toko yang menjamur semacam outlet – outlet yang tidak penting untuk pertumbuhan si kecil Afaren.

Di kampung impian, biarkan pasar kaget muncul cukup satu pekan satu kali, ingin sekali Afaren tumbuh dengan budaya bersih tanpa memikirkan barang demi barang harus kami tebus dengan uang, tanpa bisa menabung dan berhemat.

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun