[caption caption="suasana di puncak Perpas dengan air terjun yang berundak - undak nyaman segar dan indah, pict : Donna Imelda"][/caption]Usai mengunjungi SMKN I Maluk, peserta Newmont Bootcamp sebanyak tiga belas orang plus tiga orang pendamping meluncur menuju Puncak Perpas menyaksikan Air Terjun alam di Desa Kemuning Kecamatan Sekongkang.
Alam disekitar hijau, dengan udara yang sangat bersih dan segar keindahannya dapat dikisahkan dengan kata – kata, akan tetapi pasti berbeda bila berkesempatan mendaki menuju Air Terjun Gravitasi ini.
Mendaki menyusuri jalan setapak, melintasi akar – akar pohon yang menjulur bersama tanah dan bumi bersatu padu di keheningan hutan, kami hanya sepatah demi sepatah saja bicara untuk menjaga stamina yang separoh oleng.
Stamina sangat di butuhkan, meskipun perjalanan mendaki hanya 45 menit saja akan tetapi tanpa stamina prima dipastikan sulit mencapai puncak.
[caption caption="Bebatuan dan Air sepasang pengantin alam yang ditangkap mempesona oleh Kaka Cumi Lebay, terima kasih . . . "]
Sekitar sepuluh menit menuju Air terjun Perpas saat menunduk penulis melihat tebaran bunga tanjung yang berwarna agak kecoklatan tanda sudah agak lama gugur dan banyak diantaranya berwana cream segar seakan menyapa pada kami : “Selamat Datang, Jaga Lingkungan disini area bersih”.
Kenyataannya batu – batu raksasa bersih tanpa sentuhan jahil cat pilox dan kalimat kotor atau kalimat aneh tak semua orang faham maknanya, saat kami tiba di puncak Perpas tidak ada pengunjung selain kami peserta Newmont BootCamp.
Hari itu, Jum’at 19 Februari 2016 di Puncak Perpas dengan air terjun yang berundak – undak berasa milik kelompok kami saja bisa bebas bersama – sama menikmatinya, berkomentar bahkan saling wefie dan selfie mengambil latar Perpas.
Salah satu fungsi perting dari air terjun ini sebagai sumber mata air masyarakat yang meliputi beberapa wilayah, diantaranya Perpas mendistribusikan air untuk desa Kemuning Sekongkang Atas dan Sekongkang bawah.
[caption caption="Langit disana memang biru, entah kebahagiaan jenis apa hingga tiba di puncak Perpas pict : Donna Imelda"]
Rasanya merekam alam, hanya ini yang bisa penulis gambarkan :