Jadi secara umum bersedekah itu bisa dengan tenaga sebagai mana yang telah penulis paparkan, Â bahkan kata Pak Kiyai Muchtar Adam di Pondok Pesantren Al Quran Babussalam, Â kita bisa bersedekah secara senyap yaitu dengan cara mendo'akan mereka (yang mau di bagi sedekah) dengan do'a - do'a pilihan yang kita panjangkaan saat salat malam, Â atau saat di Masjidil Haram juga di Masjid Nabawi.
Penulis Bersedekah Dengan Ilmu Walau Hanya Dengan Satu Ayat Al Quran Â
Mengajarkan Al Quran secara rutin di berbagai Majelis Taklim adalah salah satu kiprah penulis semasa kobla (sebelum) Â pandemi COVID -19 hampir satu bulan penuh, ke utara, selatan, timur dan barat wilayah Bandung utara masuk kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Â gerkan ini seusia putera sulung penulis sekitar 35 tahun.
Menjadi guru PAI, Â lebih cenderung merupakan sedekah ilmu kepada para santri dari generasi 1990 hingga 2020 dan tersebar alumni di beberapa eilayah Indonesia khususnya Jawa - Barat, Â sebutlah mereka para santri yang berkesempatan menerima sedikit pengetahuan dan ilmu dari seorang perempuan yang memang ditakdirkan menjadi pengajar.
Apa kabar sekarang setelah pemerintah  memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) . . .Â
Seluruh kegiatan  offline  (luring - luar jaringan)  tidaklah  terhenti secara total,  Alhamdulillah penulis belajar  memanfaatkan speech note untuk setiap grup pengajian  by whatapps  memang tidak terlalu efektif sebagai mana jika Kami mengajar secara tatap wajah.  Hal ini terkait kuota,  waktu dan bulan Ramadan jamaah lebih fokus mengurus kondisi rumah mereka. Â
Pengajaran online terhadap para santripun untuk wilayah kabupaten Bandung cukup tersendat karena masih ada beberapa santri yang orang tuanya tidak memiliki hand phone, Â tragis sich tapi itu adalah kenyataan bukan fiksi.
Pemanfaatan you tube untuk merekam kajian - kajian tujuh menit yang kita kenal sebagai kultum itupun penulis lakukan setiap hari dengan banyak harapan, Â semoga pandemi COVID - 19 segera berlalu karena kurang terbiasa bicara depan kamera, Â berasa grogi dan aneh saja. Â
Semoga kedepan berbagi ilmu lewat instaghram dan face book bisa menjadi sesuatu yang memudahkan dalam berbagi wawasan, Â akan tetapi tetap saja untuk masyarakat di pedesaan butuh kuota.
Dalam keseharian pergaulan penulis dengan semua sahabat, tetangga dan rekan kerja jika momennya tepat maka penting sekali mengingatkan akan datang kematian yang tiba - tiba mungkin  saat kita lalai dan lebih asik sibuk dengan hingar bingarnya dunia sehingga wajar saja kemudian kita semua merasa kaget dengan wafatnya Ashraf Sinclair menyusul Glen Fredly dan paling anyar adalah Didi Kempot.
Jalannya penulis adalah bersedekah dengan sedikit ilmu, kini lewat dunia digital.