Ibunda Siti Hajar bertanya dengan tegar, “apakah engkau pergi karena perintah Allah ?” Nabi Ibrahim menjawab ringkas “iya”. Hajar memaklumi dan patuh dengan perasaan taat tanpa basa – basi.
Sebagai seorang Ayah yang merindu anak, dan sebagai seorang suami beliau menahan sisi kemanusiaannya dan bergegas meninggalkan kota.
Sesampai diperbatasan dengan perasaan penuh kepasraan total, beliaupun berdoa :
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian turunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam – tanaman di dekat rumah – Mu (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati manusia cenderung kepada mereka, dan . . . . .
berilah mereka rezeki dari buah - buahan, mudah – mudahan mereka bersyukur”.
Al Quran, surat Ibrahim (14) : 37
Primadona buah – buahan di muka Bumi ini adalah kurma, zaitun dan tiin juga delima, sekarang untuk mendapatkan kurma sudah banyak agen yang menawarkan di seluruh negeri, sehingga tidaklah kesulitan jika tiba – tiba membutuhkan buah – buahan para penduduk Surga tersebut.
Apalagi jika kita hanya sekedar membutuhkan buah / sayur bernama mentimun, buah ini bentuknya sedikit panjang rata – rata berwarna hijau ada yang agak kuning dan sedikit putih pucat kehijau – hijauan.
Sepertinya masyarakat di Jawa, Sumatera dan Sulawesi juga di beberapa daerah lainnya tidak akan kesulitan mencari sayur/buah ini, disamping sudah sangat populer dan mudah menanamnya di berbagai wilayah Indonesia yang rerata subur.
Mentimun itu dominan memiliki kandungan air sekitar 95 % sehingga wajar saja jika sebagian orang kurang suka buah ini karena efeknya sering buang air kecil, sesungguh salan satu fungsi mentimun jika kita santap dengan melalap atau bisa dibuat juice campur nenas adalah anti oksidan yang dibawa lewat kandungan air dalam buah tersebut.