Kenali beliau lebih dekat . . . maka, akan banyak berbagai pertanyaan yang meluncur darinya karena ia sang pembelajar sejati atau bahkan bisa juga Kita menyimak kata demi kata, kalimat demi kalimat mengalir bernash dari Maria G. Soemitro secara utuh asyiklah . . . berbincang dengannya.
Keistimewaan beliau selain penampilan selalu terjaga rapih adalah ketrampilan yang ditekuni berhasil unggul mengokohkan dirinya untuk tidak memilih profesi lain selain menulis hal yang tidak perlu kita ragukan lagi mengingat banyak prestasi yang selalu beliau ukir setiap tahunnya wabil khusus pada blog keroyokan Kompasiana.
Ambu Sang Peduli Lingkungan
Perempuan necis ini bermukim di kota Bandung dan berkecimpung pada beberapa kegiatan sosial termasuk pengajian emak – emak sholehah sehingga tidak aneh jika sehari – hari beliau posting bermacam kegiatan diantaranya acara komunitas yang mengarah pada peningkatan spiritual.
Ambu Maria sebagai salah seorang perempuan binangkit tampak sekali kreatifitasnya dengan rutin mengikuti bermacam kegiatan termasuk beliau memiliki ketrampilan memasak yang cukup teruji, maka akan terdeteksi bahwa beliau rutin uji coba resep makanan, meskipun bahan dan olahannya sederhana namun berkualitas contoh resep dan gambarnya selalu dibagikan / share baik itu masakan pedas plus gurih juga, enak – enak.
Ambu Maria acapkali memberikan komentar panjang yang kesimpulannya disematkanlah kata populer “yummy” serta selalu berpenampakan lezat khususnya beliau posting di laman instaghram dengan mengibarkan nama Nyi Omas specifik akun yang rutin pasang picture tentang kuliner khas seluruh Nusantara.
Beliau memiliki perasaan (tingkat kepekaan) yang teramat istimewa, sehingga suatu ketika dengan ringan Ambu menyampaikan :
“Saya pisah akun Nyi Omas dengan instagram yang terkait lingkungan, suka banyak postingan sampah, secara estetika masa sih foto – foto sampah disatukan dengan kuliner . . . “
Maka tidak heran jika Kita rajin mengikuti laman face book Ambu, beliau memiliki keberlimpahan informasi tentang perilaku masyarakat sekitarnya yang error membuang sampah tanpa akhlak. Sehingga penulis cukup meyakini Maria G. Soemitro adalah orang yang sangat peka terhadap lingkungan sekitarnya.
Terkadang beliau mengambil gambar di jalanan, sedemikian perasaannya peka ketika ada yang tergeletak dua buntel keresek sampah saja atau tentang tukang becak yang khusyu’ membaca koran tentu ini menjadi bidikan istimewa baginya.