Baik membaca huruf (teks) termasuk membaca dengan makna yang lebih luas dan dalam (kontekstual) seperti membaca alam (diantaranya dengan cara travelling) dan membaca diri kita sendiri dikenal juga dengan  muhasabah -- menghisab  diri  (introspeksi).
Demikian surat al Muzzamil (73) : 4  lebih spesifik lagi agar  kaum muslimin dan muslimat membaca al Quran dengan perlahan -- lahan (teks) tidak perlu tergesa -- gesa  sehingga bacaan kita  dapat menembus ke dalam kalbu dan meresap dalam ruang  jiwa kemudian  dapat memaknai kehidupan lewat bacaan yang paripurna endingnya terasa kedekatan kita dengan Sang Pencipta.
Selanjutnya diantara  ketetapan Allah Swt tentang perintah menulis yang sesungguhnya pada fitrahnya mahluk di muka bumi semuanya memiliki bakat menulis jika di bangun dan di optimalkan bertebaran ayat -- ayat al Quran tentang ini bahkan sedemikian istimewanya ketrampilan menulis ini banyak diantara para tokoh khususnya  ulama -- ulama masa lalu hingga kini berdakwah lewat teks bermakna,  mereka  menjadi contoh tauladan menyebarkan nilai -- nilai al Quran fokus dengan cara menulis kitab -- kitab masyhur cukup populer seperti Imam Al Ghazali dengan karya monumentalnya Ihya Ulumuddin  atau  Al Iklil Fii Istimbati At Tanwil karya Jalaluddin As -- Suyuthi bahkan tokoh ulama masa lalu asset berharga bangsa Indonesia yaitu  Buya Hamka selama masa beliau di penjara  menulis tafsir Al -- Azhar 30 jilid hingga kini masih banyak orang membutuhkan tulisan -- tulisan beliau senyatanya Buya telah tiada.
Mulianya kegiatan menulis hingga Allah mewahyukan  surat  al Qalam ( kalam /pena/ alat tulis ),  menjadi sedemikian istimewa bahkan kalam sebagai alat tulis jaman awal adanya gerakan tulis -- menulis  dijelaskan sebagai satu -- satunya alat yang di ciptakan langsung oleh  "tangan"  Allah Swt selain Nabi Adam As dan Malaikat Jibril.
Allah sendiri yang menjadikan alat tulis --  bernama  kalam dengan tangan -- Nya sendiri  bermakna bahwa alat tulis keistimewaannya se -- istimewa Nabi Adam As sebagai makhluk pertama dan se -- istimewa Jibril sebagai makhluk -- Nya yang paling taat.
Tentu saja yang di maksud  "kalam" pada jaman kiwari dapat kita terjemahkan sebagai  perangkat seperti  laptop notebook, mesin cetak dan sebagainya yang mewujudkan gambar dan tulisan atau bahkan gerak contohnya televisi atau vlog  yang lagi trendy.
Subhanallah . . .  segalanya semakin menakjubkan seperti handphone juga smartphone atau  gawai  bisa bermakna  "kalam" jaman kini sebagai  alat untuk menulis,  bersosialisasi bahkan untuk bisnis juga untuk berbagai kepentingan memenuhi hak hidup manusia pada masa globalisasi baik untuk skala individu demikian sosial.
Kita semua dapat merasakan bahwa kebutuhan akan pentingnya  menulis dan membaca selamanya akan upto date bagi masyarakat dunia sehingga di pandang selalu mendesak untuk  menguliknya bahkan akan  menjadi energi yang mencerahkan dunia  jika kemudian ketrampilan membaca dan menulis dapat kita bagi -- bagi dengan mengususng  prinsip saling suka dan terbuka berbagi rasa.
Untuk belajar menulis dan menjadi penulis, secara teknis banyak petunjuk lewat buku cetak, koran, majalah meskipun saat ini persentasenya kecil jika di bandingkan lewat media digital  (internet) menggunakan gawai (smartphone), personalcomputer(laptop/notebook).  Paling tidak kecenderungan praktis bagi  netizen demikian blogger pada umumnya mereka memanfaatkan gawai secara optimal.Â
Jika salah seorang penulis terkenal selevel Kuntowidjoyo menyarankan dalam salah satu karya tulisnya bahwa untuk bisa menulis menurutnya  ya . . . menulis;  maksudnya banyak berlatih menulis dengan gaya dan cara masing -- masing personal  bukan hanya sekedar menumpuk teori di kepala tetapi tidak pernah dilakukan kegiatan menulis itu.