Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Curhatan Warganet kepada Ketua MPR RI Periode 2014-2019

12 Desember 2017   22:57 Diperbarui: 13 Desember 2017   00:55 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"MPR RI itu ada dimana ya rasanya sulit terjangkau,  MPR itu kemana saja koq baru muncul dan baru datang"  kata Ambu Maria G. Soemitro,  "Tahu ngga sich bahwa persoalan lingkungan sudah sedemikian mendesak, sampah dimana - mana, sungai menjadi penyebab banjir. . . . . Kamana wae atuh MPR - teh demikian kira - kira kiranya magh !"  (kemana saja MPR ini)

Netizen Bandung (pict:dok.Bang Aswi)
Netizen Bandung (pict:dok.Bang Aswi)
Sedih juga pertnyaan yang disampaikan salah seorang kompasianer aktif yang berkesempatan hadir dan menyampaikan unek -- uneknya.

Adapun Bang Aswi, mempersoalkan pajak buku yang sedemikian tinggi sehingga kita mengetahui bersama bahwa penulis selevel Tere Liye saja dan  tulisannya banyak juga novel - novelnya laku dipasaran nasional bagi dia sudah  terasa mencekik apalagi bagi penerbit yang ecek -- ecek,  untuk mendapatkan royalti satu bulan sertus ribu saja itu sudah susah banget.

Bagi Bang Aswi  situasi dan kondisi seperti ini menurunkan semangat untuk menulis buku,  mungkin banyak juga melanda penulis - penulis lainnya.

Menjahit Kembali Merah Putih Yang Terkoyak

Seusai beberapa orang netizen sempat menyampaikan hal -- hal yang dirasakan apa yang mendesak dan prioritas di sampaikan kepada ketua MPR RI yang ada dihadapan kami semua,  kemudian beliaupun berdiri dibelakang podium  dengan kostum seragam Tshirt abu -- abu tua mendekati warna hitam,  tampak santai saja sambil melempar senyum -- senyum mengapresiasi semua pertanyaan yang diajaukan padanya.

Zulkifli Hasan saat memotivasi beberapa netizen untuk berani bertanya sempat olehnya terucap bahwa :

Beranilah berbicara karena  MPR menjadi rumah kebangsaan pengawal ideologi Pancasila  dan kedaulatan rakyat.

Rupanya kalimat tersebut adalah visi dari MPR,  kemudian saat  membaca lembaran flyers yang di bagikan disana tertera salah satu maknanya  adalah :

MPR adalah representasi Majlis Kebangsaan yang menjalankan mandat konstitusional guna menjembatani berbagai arus perubahan,  pemikiran, aspirasi masyarakat  dan daerah dengan mengedepankan etika politik kebangsaan yang bertumpu pada nilai -- nilai permusyawaratan/perwakilan, kekeluargaan, toleransi,  kebinekaan dan gotong royong dalam bingkai negara Kesatuan Republik Indonesia.

wifie bersama Ketua MPR RI (pict atas : dok.Nchie Hanie, pict bawah dok.pribadi)
wifie bersama Ketua MPR RI (pict atas : dok.Nchie Hanie, pict bawah dok.pribadi)
Tentu saja kami netizen yang hadir merasa beruntung mendapat undangan dan kuliah langsung demi memahami salah satu butir saja makna dari visi tersebut  karena jika keseluruhannya masih ada 2 poin yang relatif cukup panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun