Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parade Keagungan Allah Ketika Datang Kematian

20 Oktober 2017   19:40 Diperbarui: 20 Oktober 2017   19:49 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada orang yang berikhtiar untuk menghindari kematian karena takut dan karena alasan yang tidak masuk akal sekalipun seperti Firaun yang sombong dan congkak merasa dirinya bisa mematikan dan bisa menghidupan dengan logika yang sangat pandir dan kita saksikan karena kepandiran dan kecongkakannyalah kemudian  Allah menenggalamkan dia dengan terhina hingga akhir jaman.

Tidak ada seorang makhlukpun yang bisa menghidari kepunahan dan kematiannya.  Innalillahi wa innailahi raaji'uun.

Kita itu bukan hanya sekedar remahan rengginang,  kita adalah debu senyata -- nyata debu siapa yang faham tentang gerakan ikan di lautan siapa yang mengerti berjatuhannya daun kering di sekian kecamatan di Indonesia dan siapa yang bisa memantau kehidupan jutaan virus dalam tubuh manusia yang sakit demikian pun yang sehat kata -- kata yang tepat  kita sanjungan "hanya Allah"  semata  tiada yang bisa menandingi agung Nya kekuasaan DIA.

" . . . . kemudian kamu akan dikembalikan kepada Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata . . . "

Pemberitaan tentang semua kejadian yang melingkupi diri kita ayatnya bukan hanya di surat al jumuah namun ada di beberapa ayat sekiranya kita dapat menyempatkan diri untuk mengamatinya,  kabar tentang ini sesungguhnya sudah cukup untuk memotivasi diri agar lebih taqarub pada -- Nya.

"Lalu  . . Dia beritakan pada kamu apa -- apa yang telah kamu kerjakan."  

QS.al Jumuah (62):8

.

Kesempurnaan Hidup Usai Kematian

Hati menjadi ciut dan mengkerut saat membahas tentang kematian karena satu sebab kurang faham tentang hakekat kematian, meskipun kita memahami tetap pemahaman tersebut akan menjadi bekal bagi kita semua yang beriman untuk berhati -- hati dalam jalan -- Nya.

Beberapa pemikiran tentang kematian, penulis paparkan dari buku :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun