Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berdo’a dengan Istighfar Nabi Nuuh As

8 Juni 2016   21:30 Diperbarui: 8 Juni 2016   21:50 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Berdo’a adalah tuntunan agama yang sangat dianjurkan dalam rangka memenuhi kebutuhan spiritual kehidupan di dunia maupun di akhirat, tentu saja keinginan dan cita – cita semua orang berharapkan bahagia juga selamat hidup di akhirat.

Dakwah panjang yang dilakukan Nabi Nuh as sudah sampai pada penghujung prosesi ajakan namun hasil yang beliau harapkan tidak sesuai target bahkan sangat mengecewakan dirinya, kekecewaan yang paling dalam tentunya terkait erat dengan kondisi keluarga dekatnya yaitu istri dan anaknya yang tetap ingkar dan membangkang atas ajakan Nabi Nuh as., menuju Allah SWT

Di ujung kekecewaan dan kegalauan yang tiada bandingannya, ia pun berdoa :

“Ya Tuhanku ! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki – laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang – orang yang zalim itu selain kebinasaan”.   QS. Nuuh (71) ; 28

Mari kita memcoba merenungkan do’a Nabi yang mendapat kemuliaan dengan diselamatkan diri dan kaumnya saat berlabuh bersama kapal pertama dimuka bumi ini, sang Nabi menjerit dalam do’a Istighfarnya (mohon ampunan kepada Allah SWT)

“Ya Tuhanku ! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki – laki dan perempuan . . . .”

Prioritas dalam do’anya adalah :

Pertama : Ibu / Bapak

Merupakan akhlak yang mulia pada waktu – waktu yang mustajab mengutamakan doa bagi kedua Ibu Bapak, di banyak ayat Allah memerintahkan hamba Nya untuk mendo’akan kedua Ibu dan Bapak, dalam konteks diri kita secara individu akan dengan rendah hati berusaha menghormati kedua orang tua hingga mendo’akannya setiap waktu, maka demikian yang dilakukan oleh Nabi Nuuh as.

Kedua : Orang beriman yang masuk ke rumahku . . .

  • Ingatan kita pada umumnya jika mengatakan rumah, adalah bangunan tempat keluarga tingga dan berteduh, namun ‘rumah’ yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah juga bermakna Mesjid ;baiklah jika kembali pada rangkaian do’a ini tidak akan terlalu bermasalah apakah itu rumahnya Nabi Nuuh as atau mesjidnya sang pembuat kapal pertama di muka bumi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun