Kumpulan Cerita Sustainable Mining Bootcamp
Resensi
Buku : Buka – Bukaan Dunia Tambang
Penulis : Peserta Sustainable Mining Bootcamp Newmont
Penyunting : Diha dan Andika Budiman
Desain Isi : Kulniya Sally
Penerbit : Pastel Book Mizan
Tahun : Rabi’ul Tsani 1437 / Februari 2016
Sejak persiapan mental menuju Bootcamp Batch – V / 2016 banyak hal ingin diketahui terkait apapun yang perlu :
- difikirkan,
Siapa sajakah mereka yang akan menjadi teman seperjalanan sejak Jakarta menuju Lombok, bagaimana situasi disana, adakah kesehatan bisa menjadi jaminan sehingga bisa menyelesaikan perjalanan demi perjalanan
- dilihat
Sepintas suasana akan melihat cerukan luas yang pada akhirnya dikenal dengan open pit, masyarakat di sekitar tambang terlihat di IG Newmont Nusatenggara atau bahkan FB dan twitter.
- dilakukan.
Rasa – rasanya memang gamang apakah yang akan dilakukan pada lokasi tambang makhluk setua ini akan bergabung dengan yang muda – muda sebaya putera dan puteri penulis rasanya, semuanya muncul dalam benak bersahutan dan motifasi untuk menambah pengalaman itulah yang menguatkan untuk berangkat ke Batu Hijau. Bismillah . . .
cover buku Buka - Bukaan Dunia Tambang, pict : dokpribadi
Memang untuk sedikit mengatasi berbagai fikiran tentang apa yang akan dilihat dan dilakukan selama di Batu Hijau penulis lakukan searching plus enter adalah hal yang paling mungkin, berlimpah data yang mesti dipilah dan dipilih di tengah berbagai tugas yang tidak kalah bertumpuk menanti juga untuk segera di tuntaskan ; menjelang keberangkatan menuju Sumbawa – NTT.
Sebagai seorang blogger pemula yang kemudian tulisannya terpilih menuju Batu Hijau mengikuti program Bootcamp Newmont terasa ciut juga akan gabung dengan mereka yang lebih kondang dengan istilah femes dhuh . . . . serasa menjadi liliput di negeri antah berantah.
Akan tetapi ada satu tuntutan di fikiran :
“Bagaimana caranya menangkap spirit para alumni Bootcampers yang telah menuntaskan program ini dengan mulus dan . . . bahagia”.
Sempat membeku dalam renungan, tanpa secercah idea atau bahkan solusi bodoh . . . sekalipun tak kunjung muncul apalagi jalan cerdas . . .
Blas saja menguap dihimpit waktu.
Syukurlah.
Alhamdulillah . . .
Saat briefing, gambaran – gambaran umum Sustainable Mining Bootcamp Newmont Nusa Tenggara Timur yang dilaksanakan pada hari selasa 9 Februari di Mega Kuningan
Oakwood Premier Cozmo Jl. Dr. Ide anak Agung Gde Agung membentuk menjadi amunisi efektif agar bisa menyaksikan Tambang Batu Hijau itu.
Lebih dari itu semua hal yang paling menggembirakan, adalah pembagian buku yang diluar dugaan adalah Buku kumpulan Cerita “Sustainable Mining Bootcamp” dengan judul yang agak sedikit sensasional begitu waach Buka – Bukaan Dunia Tambang (BBDT).
Tentu sesampai di Pamulang BBDT segera di bolak balik agar menuntaskan hal yang terus difikirkan dan ditanyakan pada diri sendiri isinya tentu saja kece’ kecelah maklum karya blogger beken dari mulai Cumi Lebay mewakili peserta Batch I, Juwairiyah Batch II, Regy Kurniawan, Titiw Akmar dan Andhtya Firselly Utami ketiganya mewakili peserta Batch III dan sebagian besar penulis di keroyok dari peserta Batch IV diantaranya adalah Dzulfikar Al ‘Ala dan Danang Puspita.
Buku ini diisi oleh 27 orang penulis, ada Unggul Sagena disamping salah satu peserta Batch IV juga ia sebagai salah satu peserta Bootcamp Goes to Minahasa Tenggara.
Ketika itu bagi penulis, sangat mendesak menuntaskan membaca BBDT ( Buka – bukaan Dunia Tambang ) satu hari penuh Mulai dari “Seeing Believing” hingga cover akhir hal 194 tentu saja halaman yang tercantum ada 190. Karena sejak di share pengumuman dan persiapan keberangkatan munuju Lombok by email, penulis menjadi mahluk galau tidak ketulungan, maka Alhamdulillah dengan membaca BBDT cukup meringankan beban tanya yang berlimpah tanpa ada yang bisa menjelaskan sebagaimana buku ini.
Kata Pengantar di tulis oleh Kang Arul disematkan padanya sebagai personal branding ‘Dosen Galau’ di blok dan FB –nya, ia menuliskan bahwa BBDT adalah buku langka, memang nya khan belum ada buku sejenis ini.
Betul belum dapat kita temukan himpunan kisah beragam tentang dunia tambang dengan paparan demi paparan yang sangat natural, kalau kemudian dituduh apapun . . . perbaikan dan penyempurnaan buku ini kedepan adalah jawaban istimewa.
Kang Arulpun menguraikan dengan cantik tentang tiga kekuatan blogger, bukanlah kebetulan kalau ia pun seorang bloggerulasannya di buku BBDT terkait blogger :
Pertama, blogger itu kalau menulis detail dan variatif memangnya logika dan emosi kadang secara fluktuatif muncul berbarengan kecuali mereka yang telah cukup dewasa tampak emosinya cukup termenej.
Kedua, tulisan blogger lahir sangat personal dengan sudut pandang yang rata – rata menukik tajam. Tentu saja jika para pembaca berkesempatan blogwalking hal demikian akan terang benderang terdeteksi.
Ketiga, khalayak (blogger) bertransformasi dari konsumen konten menjadi produsen konten. Poin ini hal yang begitu ajaib penulis saksikan dijaman belum ada Multiply dan akhirnya lahir penulis – penulis keren jaman itu, ada FB dan seperti kecepatan sinar medsos berkembang menakjubkan.
Disini . . . dalam pandangan Kang Arul sebagai seorang Akademisi Media siber ( cybermedia ) berasa menganggap dan mengangkat blogger sebagai “sesuatu banget” yang memang sangat layak di apresiasi.
Membaca buku BBDT ini pun rasanya nano – nano, memang jangan di telan bahaya . . . !! pelan – pelan saja dinikmati, maka akan memunculkan rasa yang mengherankan karena ini bukan sejenis hidangan baik pembuka, utama dan penutup ini buku bacaan lumayan bergizi terutama bagi mereka calon Bootcamp masa yang akan datang, jika anda terpilih rasakan kerennya setelah membaca BBDT.
Penasaran dan oleh penulis jadi catatan merah muda transparan apa yang diungkap Rahmasari Noor Hidayah dengan judul : Perempuan – Perempuan Tangguh Di Balik Dunia Tambangkemudian uraiannya ditutup dengan kalimat takzim :
“Hormat kami, dari sesama perempuan untuk seorang perempuan yang rela bekerja keras dibalik haul truck dunia tambang”.(p.61)
Bahwa kemudian penulis berteriak gembira di dalam hati saat bisa berjumpa berfose dan ngobrol dengan salah seorang operator Haul Truck di Batu Hijau kemudian bersahabat juga berkomunikasi internsif lewat IG.
Haru . . . saat membaca catatan Dzulfikar Al ‘Ala dengan judul : “Para Pencari Tuhan Di Area Tambang” kalimat ini yang ngenes :
“Para pekerja tambang laksana zombie – zombie, hidup sepertinya lurus – lurus saja dan tiada gairah sama sekali. Namun kita tidak pernah tahu hati seseorang. Kita tidak tahu kebahagiaan seseorang jika hanya dilihat dari tampilannya saja” (p.55)
Dari tulisan inilah penulis saat makan malam di Mess Hall Tambora mengamati secara diam – diam wajah wajah pengabdi di lingkar tambang, mereka berkopiah dengan model bermacam – macam umumnya berwarna putih, berbaju koko atau bergamis plus sarung, suasana alam Malakut ada disini . . .
Ngakak, dalam hati saat membaca karya tulis Regi Kurniawan dengan judul : “Ceritera Pak Kades”.
Maka usai membaca catatan ini, sesungguhnya Pak Kades dalam pandangan penulis ia adalah orang desa yang terkesan lugu mahluk yang kurang bersyukur atas nikmat Allah SWT ; akan tetapi menjadi fenomena umum tampaknya untuk lingkaran tambang karena cersos (cemburu sosial ) p. 81 - 84
Perlu, jika ini benar di kategorikan sebagai Novel maka penulis menganggap karya Unggul Sagena sebagai klimak dalam kisah ini dengan tulisan : “Merenung Tambang, Memahami Harga Kehidupan dan Nilai Penghidupan”. Tulisan ini cheese bingits dan unggul 125 – 128
Tulisan Unggul ini hampir sembilan puluh persen sebagi vitamin dan bekal penting khusus nya calon peserta Bootcamp Batch – V
BBDT tampaknya memang akan menjadi buku unggulan calon – calon Bootcamp masa yang akan datang mengingat diterbitkan oleh Penerbit Kaifa – Mizan Pustaka, rasanya kita percaya dengan reputasi penerbit ini.
Adapun yang perlu di sempurnakan dengan sedikit foto atau sketsa gambaran dari tulisan Daniel Mashudi : “Menjalin Asa Serabut Kelapa” bingung mendeskripsikannya dalam alam imajinasi tentang alat sederhana pembuat coconet, tentu saja bagi calon peserta Bootcamp akan memburu dan membukti seperti apa alat itu, sedangkan bagi mereka yang belum memiliki kesempatan pasti menimbun penasaran.
Memang pada akhir tulisan di cantumkan alamat url masing – masing penulis, yang bagi penerbit atau blogger pembaca bisa menggunakan mesin pencari, kemudian apakah dari semua kita yakin seluruh rakyat Indonesia telah mengenal media sosial kan belum semua, sehingga kemungkinan – kemungkinan ketidak fahaman akan memunculkan kebingungan bukannya mencerahkan.
Dengan membaca tuntas buku BBDT apa yang difikirkan, apa yang akan dilihat dan apa yang akan dilakukan menjadi jelas sekali arahnya, jadi mirip kompas ; sehingga kepentingannya membaca 190 selesai satu hari sepenting dan sepuas membaca 642 halaman Novel Inferno Neraka karya Dan Brown.
Ciburial, 21 Rajab 1437 H / 29 April 2016 M
Salam Dunia Tambang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H