[caption caption="Sumber Gambar: dok.pri"]
[/caption]Jika waktu telah masuk dalam bulan Rajab dengan menggunakan perhitungan kalender hijriah aura bulan suci Ramadhan seakan mulai menampakan alam – alam Malakut yang penuh rahmat, maka banyak diantaranya umat Islam yang bersiap siaga menyambut bulan yang mubarokan itu dengan berbagai cara diantara yang telah membudaya melepaskan dan memanjatkan do’a – do’a harapan agar berlimpah barokah di kedua bulan Rajab dan Sya’ban.
Harapan dan do’a di kedua bulan ini sebagai warming up masuk ke bulan Ramadhan, dengan contoh kokoh dari Sang Nabi Muhammad SAW para sholeh dan sholihin sehingga akan terasa kenikmatan manisnya iman saat ketaatan bisa kita tegakan.
Diantara yang mendasari kenapa umat Islam di sunahkan menghormati bulan Rajab adalah QS. At Taubah (9) : 36
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah sejak hari Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan yang di hormati. Demikian itulah ( ketetapan ) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu (dalam bulan yang empat itu), dan perangilah kaum musyrikin itu seluruhnya sebagai mana mereka memerangi kamu semua ketahuilah bahwa Allah beserta orang – orang yang taqwa”.
Ayat ini turun karena tradisi masyarakat Arab sehari – hari adalah berperang tidak ada hentinya dengan sebab bermacam konflik, maka Allah memperingatkan mereka ibarat bahasa makhluk dunia berkata pada sesamanya :
“udah dunk . . . perang mulu, ayoo berenti . . . berenti cape perang lagi perang lagi, berenti khusus ni ya di bulan Dzulkaidah ; Dzulhijjah ; Muharam plus Rajab”. (p.133)
Kemudian kita pecah saja terjemahannya kita belajar sedikit memahami kandungan ayat ini
" . . . Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah sejak hari Dia menciptakan langit dan bumi . . . "
Merenungkan penggalan terjemahan dari QS. At Taubah (9) : 36 yakin sekali bahwa Allah SWT telah menciptakan langit, bumi dan perhitungan hari, pekan bulan hingga tahun satu paket lengkap dan maha sempurna sehingga betapa bersyukurnya makhluk dunia mendapat anugerah waktu satu hari dua puluh empat jam, satu pekan tujuh hari dan satu bulan 28, 29, 30 dan ada juga yang 31 hari.
“ . . . diantaranya empat bulan yang di hormati.
Demikian itulah ( ketetapan ) agama yang lurus, . . . “
Dalam empat bulan ini Allah menyampaikan pada hamba Nya untuk menghormati agar tidak berperang dan banyak – banyak berbuat baik apapun itu disesuaikan dengan kemampuan dan level spiritual hamba Nya.
Baik yang pemula dalam mengamalkan ajaran Islam atau mereka yang telah menjadikan ibadah sebagai budaya kesempatan emas karena Rasulullah dalam salah satu haditsnya sempat bersabda bahwa :
“Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulannya Allah; Sya’ban adalah bulan ku dan Ramadhan adalah bulannya umatku”.
[caption caption="Sumber Gambar: socialdakwah.wordpress.com"]
“ . . . maka janganlah kamu menganiaya diri kamu (dalam bulan yang empat itu . . . "
Secara pengalaman kehidupan sosial saja jika tetangga selalu berbuat baik, otomatis efeknya kita akan berusaha membalas kebaikannya, Allah menggunakan kalimat indah agar kita menghindari perbuatan dosa dengan larangan jangan mendzolimi diri sendiri, mendzolomi diri ini mengumbar nafsu peperangan baik secara individual maupun secara massal.
“ . . . dan perangilah kaum musyrikin itu seluruhnya sebagai mana mereka memerangi kamu semua ketahuilah bahwa Allah beserta orang – orang yang taqwa . . . “
Penggalan ayat ini, penulis cenderung menilai kaum musyrikin disini adalah mereka yang belum thaat dan masih berat menjalankan nilai Islam memeranginya dengan jalan pendidikan dan pendekatan shilah ar rahim.
Selamat kepada semua meningkatkan spiritual dengan perjuangan mencambuk dan melecuti diri kita masing – masing dengan dorongan – dorongan kenikmatan yang akan Allah anugerahkan baik secara instan maupun sebagai investasi kelak.
Ahad, 2 Rajab 1437 H / 10 April 2016 M
Referensi :
Universitas Islam Indonesia. Al Qur’an Dan Tafsirnya
Jilid 10 – 11 – 12. Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H