Banyak hal dan sebab hingga kota Bandung panas membara, pada jaman bukan lagi Bandung lautan api kadang hujan juga tanpa ada prediksi.
Situasi fisik juga sulit ditebak seusai usia menginjak lima puluh empat jika saja tidak waspada hanya sekedar melahap dedaunan seperti daun pucuk singkong jemari seperti mendadak keriting saja.
Hal yang dominan adalah muncul nyeri dan ngilu – ngilu di buku – buku jari dimaklumi saja oleh fikiran yang husnudzon, maklum sampun sepuh . . .
Memang pucuk daun singkong yang terkesan sangat jahat sekali karena sebelumnya sempat menyantap, cumi udang dan sate abalonAlhamdulillah terasa bugar tanpa tepar.
Malas memperkaya dokter diakal – akalin saja minum . . . sejenis minuman ringan tanpa beban kantong malah minuman lepek dikatakanlah di dunia perdagangan tolak linu bungkus sachet, yaa orang pintar minum seada – adanya saja.
Tolak linu solusi mudah dan murah terkadang menolong juga meringankan tulang yang sudah tidak akrab lagi dengan jenis denaunan yang biasanya seksi di lidah kini magh . . . mikir – mikir dulu dhah !!
Siang panas masuk kelas menunaikan tugas dan kewajiban . . . membahas tentang shalat – shalat sunah bab 12
Sebagai guru yang santrinya telah memiliki pengalaman shalat Gerhana Matahari, kan cara salatnya beda dengan salat sunah biasa saat itupun bacaan imam melampaui dua juz surat al – Baqarah
Tugaskan pada mereka mengisahkan cara shalat sunah Gerhana Matahari plus siapa imam, khatib khutbah gerhana dan apa taushiah Pak Kiyai.
Ibu Guru mengabsen semua santri, ow . . . ada lima orang tidak masuk tanpa alasan, diyakini mereka tidak masuk tidak mungkin karena terik matahari.
Celekat – celekit setiap buku – buku jemari, maklum sudah sepuh toleransi di fikiran dan kasih nasihat ke diri : “banyak – banyak minum air putih, jangan ngeteh melulu”