Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumpa Kaget dengan Kompasianers Banda Aceh

7 Desember 2015   14:24 Diperbarui: 11 Desember 2015   20:48 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarahpun bisa membuktikan itu, bahkan beberapa hari sampai di Blang Bintang dengan ringan hati dua perempuan asli keturunan Aceh mengajari kue tradisional di sebut – sebutlah timpan, konon dalam peribahasa masyarakat “tidaklah jadi lebaran jika tidak membuat timpan”.

Respon yang berlanjut hingga copy darat dengan Kompasianers Aceh, penulis lakukan bersama putera dan puteri cucu juga mantu dapat kami bertemu dengan Abanggeuntanyo ; Bang Faisal kami panggil demikian saat sms pertamanya masuk.

Salah satu rencana – Nya adalah perjumpaan yang ajaib ini, sore menjelang maghrib tanggal 3 desember saling menyempatkan diri bershilah ar Rahim.

Bincang – bincang ringan sebagai juga quality time bagi kami, dari   Abanggeutanyo sempat beberapa hal beliau ungkapkan tentang dunia tulis menulis, bagaimanapun bagi #Makhluk_Udik berjumpa seorang penulis tanpa melihat level dan popularitas selalu menarik di tanyakan, “kenapa ia suka menulis dan share di Kompasiana ?”.

Abanggeuntanyo secara nyeletuk renyah, katanya : “sejak dari SD saya suka menulis hingga Ibu Gurunya bosan karena tulisan selalu panjang – panjang” di Kompasianalah saya bisa melepas beban fikiran yang melekat di kepala.

Katanya lagi :

  • Dengan menulis keresahan dan kegundahan yang ada difikiran dapat di lepaskan, selalu banyak hal ingin diungkapkan.
  • Dengan menulis kita dapat mengatakan dalam forum khalayak yang lebih berakhlak, karena saat menulis kita harus memilih kata dan kalimat yang tepat disamping Kompasiana sebagai blog keroyokan itu bukan rumah kita, sebagai penulis kita adalah tamu yang harus memegang akhlak dan adab bertamu.
  • Setelah menulis si Abang melepas tulisannya dan tidak pernah memikirkan klik dan posisi, lepaskan dan bebas . . .
  • Menulis menjadi hiburan malam malamnya yang tersisa, pengisi waktu biar lebih memberi manfaat khususnya secara pribadi semoga juga bagi pembaca

Dalam inbox beta yang tayang di Kompasiana beliau sempat menyampaikan pernah tinggal di Bandung, lalu dalam obrolan nyaris menjelang isya saat kami katakan :

“mending tinggal di Bandung atau tinggal di Aceh ?”

Jika boleh memilih antara tingga di Bandung dengan di Banda Aceh, saya akan lebih memilih tinggal di Bandung pertama cuaca cukup sejuk cocok bagi diri dan keluarganya, salutnya lagi orang Bandung rerata mendalami dan memahami Islam itu mendalam dan modernis, saya suka . . .

Namun saya menjelang pensiun ingin menetap di Banda Aceh sebagai tanah kelahiran.

Tubuh jangkung khas laki – laki Aceh melesat di jalan lengang pada keramaian Kota Banda Aceh yang beberapa tahun kedepan akan mengalami kemacetan yang sama parah-nya seperti Bandung dan Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun