Suatu kebanggan dan kehormatan yang tiada terhingga dapat menghadiri perjamuan Ilahi di tahun ini dengan sehat dan selamat, bacaan al Qur’an yang di hatamkan, taraweh yang di tuntaskan, zakat fitrah yang pasti dan bakal di tunaikan, shilah ar Rahim yang tak dilalaikan, mari kita panjatkan do’a hari ke dua puluh enam bersama – sama :
“Ya Allah jadikanlah usahaku, sebagai usaha yang disyukuri, dosa – dosaku diampuni, amal perbuatanku di terima dan diridhai serta seluruh keaibanku ditutupi; Wahai Yang Maha Pendengar dari semua yang mendengar”**
- Jadikanlah usahaku sebagai usaha yang disyukuri.
Banyak penyebab kita sebagai hamba – Nya kurang bersyukur dihadapan Allah, diantaranya adalah kondisi dunia yang mendasarkan cara berfikir dan berfaham materialism, sehingga kadang kala muncul rasa rakus, iri hati, dendam dan dengki yang kesemuanya menyebabkan manusia lupa akan segala hal kenikmatan yang tiada berbilang jika mentafakurinya dengan serius dan seksama.
Adakalanya kita tersadarkan sekiranya kita ditimpa mushibah dan kesedihan, akan terasa betapa nikmatnya sehat saat kita sakit gigi, akan terasa nikmatnya salat saat sakit lutut, akan terasa nikmatnya melihat saat sakit mata dan . . . seterusnya demikian.
Demikianpun Allah mewahyukan kepada sang Nabi Agung Muhammad Saww :
Sikap dan rasa “bersyukur” adalah anugerah Allah yang akan memancing berbagai kecintaan Allah pada hamba – Nya.
Mungkin saja kita di dunia ini mengalami kesulitan demi kesulitan di dalam menjalani roda kehidupan, akan tetapi kemudian dapat mengatasinya dengan salah satu cara diantaranya banyak mengamati keadaan disekitar kita, jika satu hal ini saja kita lakukan dengan istiqamah maka kita akan menemukan bahwa bukan hanya kita yang susah hidup di dunia ini, banyak juga yang lebih susah dan menderita bila dibandingkan dengan kesulitan hidup yang kita alami. Disitu rasa syukur yang tiada terhingga akan muncul secara tiba – tiba saja, Alhamdulillah.
Banyak ayat mengungkap tentang pentingnya bersyukur, diantaranya juga ini :