Indonesia memiliki kekayaan tradisi yang tak terhitung banyaknya. Kekayaan tradisi ini dikarenakan oleh Indonesia memiliki banyak pulau, suku, serta wilayah yang luas hampir 1,905 juta m2.Â
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum, Indonesia tercatat memiliki 17.504 pulau yang di mana 16.056 pulau telah memiliki nama baku di PBB. Provinsi yang memiliki pulau paling banyak adalah Kepulauan Riau dengan pulau sebanyak 2.408. Sementara itu Ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010.Â
Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. Sejauh ini jumlah bahasa daerah di Indonesia Mencapai 652 bahasa. Maka tidaklah mengherankan jika di setiap pulau, kota, bahkan setiap daerah turunan dari kota seperti kabupaten, kecamatan, kelurahan dan lain sebagainya memiliki tradisinya tersendiri.
Kesenian sebagai salah satu bagian dari kekayaan tradisi memiliki kondisi yang tidak jauh berbeda, kaya baik corak maupun ragamnya. Begitu banyak jumlahnya, bahkan terkadang di berbagai daerah sering ditemukan kesenian yang secara bentuk sama tetapi tata cara pertunjukkan atau memainkannya bahkan namanya berbeda-beda. Tak jarang pula antara satu kesenian dengan kesenian lainnya saling mempengaruhi, meskipun memiliki jarak secara geografis.
seni budaya dan tradisisi bimbrung tersebut melalui audio visual berupa video dokumenter pendek yang  tujuannya untuk memperkenalkan lebih luas kesenian budaya bimbrung yang ada di RW 04, keluruhan ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung.
Kelompok KKN 32 UPI 2022 berupaya untuk memperkenalkan     Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan baik berupa pesan verbal maupun non verbal. Media audio visual juga merupakan media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Jenis media ini memiliki kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Menurut Pak Danis Swarna, sebagai ketua bimbrung generasi ke-5. Terkait dengan sejarah Bimbrung yang ada di lingkungan RW 04 kelurahan ledeng, Pada tahun 1910 kakek dari pak danis Swarna yaitu kakek Atmareja yang masih satu keturan dengan masareja menemukan "Terbang" dan Buku Barzanji.Â
Kemudian pengembangan Seni Terbang menjadi Bimbrung merupakan hasil inovasi abah Enja penduduk yang masih keturunan Asmareja; generasi pertama yang mengembangkan Seni Terbang di Bandung. Pengembangan tersebut terjadi karena adanya tuntutan masyarakat yang menghendaki bentuk seni tradisional itu lebih banyak memberi nilai hiburan.Â
Istilah Bimbrung sendiri pada mulanya diambil dari bunyi alat terbang yang dihasilkan jika dimainkan akan menimbulkan bunyi "bim" dan "brung". Dan sampai sekarang berlanjutlah disebut Bimbrung, karena sekarang jangkauannya agak semakin meluas.
Pada perkembangan berikutnya Bimbrung bukan hanya digelar di mesjid melainkan juga untuk sarana adat lain seperti di acara-acara syukuran diantaranya syukuran panen, Sunatan, Kawinan, ruwatan Rumah, dan sebagainya Karena maklum dulu belum ada kesenian-kesenian seperti sekarang.
Kegiatan pembuatan video dokumenter pendek mengenai seni budaya bimbrung ini dilakukan selama 1 hari full dengan tujuan untuk membantu memperkenalkan kembali seni budaya bimbrung melalui audio visual agar terus ada dan berkembang di masa yang akan datang.Â