Model pembelajaran yang bermakna sangat penting diterapkan pada setiap pembelajaran, terlebih pada pembelajaran Matematika. Terutama pada bab lingkaran dan bangun ruang yang memerlukan media dan bahan ajar yang sangat dekat dengan siswa.
Seperti yang kita ketahui, banyak sekali pembelajaran yang dilakukan belum menggunakan benda-benda di sekitar untuk menunjang pembelajaran.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur melalui seberapa banyak cara yang digunakan didalam mengajar, metode bervariasi adalah usaha guru untuk menghilangkan kebosanan peserta didik dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan peserta didik, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat). karena hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta menjadikan suasana kelas yang berbeda.Â
Metode yang inovatif seperti Contextual Teaching Learning sangat cocok diterapkan untuk jenjang Sekolah Dasar, dikarenakan model ini menggunakan contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari, pada pembelajaran Matematika dapat dilakukan metode pengulangan dan latihan perkalian misal setiap sebelum masuk/sebelum pulang sangat efektif untuk melatih keterampilan serta pemahaman siswa terkait operasi hitung bilangan bulat. Kemudian pada materi yang membutuhkan gambaran konkret seperti bab lingkaran dan bangun ruang, peserta didik dapat diajak mengenali lingkungan sekitar yang berbentuk lingkaran, seperti ban sepeda, jam serta Lemari dan Wadah pensil untuk materi yang berhubungan dengan bangun ruang.
Contextual Teaching and Learning (CTL) sendiri berarti strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata.
Sintak dari model CTL adalah Konstruktivisme (Constructivism), Menemukan (Inquiri), Bertanya (Questioning), Masyarakat Belajar (Learning Community), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection). Keenam sintak tersebut harus ada saat menggunakan metode CTL agar pembelajaran lebih bermakna.
Kemudian setelah guru memahami sintak dari Model CTL, guru perlu memahami langkah-langkah dari model tersebut.
Langkah dari Model CTL yakni,
- Membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa. (konstruktif)
- Pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. (inquiri)
- Memberikan pertanyaan yang jelas dan singkat, memberi acuan, memusatkan perhatian, memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan, memberi kesempatan berpikir, dan memberikan tuntunan.(questioning)
- Melakukan kerja sama dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain. (learning community)
- Menerapkan pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa.(modeling)
- Mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya(refleksi)
- Mengumpulkan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.(assesment)
Dari hal diatas, Model CTL ini sangat cocok diterapkan pada pembelajaran Matematika terutama pada tingkat sekolah dasar karena Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil, Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep pada siswa, CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental, Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat untu menguji data hasil temuan di lapangan, Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H