Mohon tunggu...
Roski Renaldo
Roski Renaldo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Magister, Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya

Sanagat tertarik dengan perkembangan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eh Ternyata! AI Membantu dalam Keseharian Kita

29 Desember 2024   23:15 Diperbarui: 30 Desember 2024   00:21 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://eraspace.com/artikel/post/7-contoh-artificial-intelligence-di-kehidupan-sehari-hari

Berbicara tentang kecerdasan buatan yang sangat familiar dengan AI , kebanyakan orang akan terfikir tentang robot yang menyerupai manusia dengan kemampuan yang sempurna dengan segudang kelebihan karena di program dengan menggabungkan banyak sifat unggul manusia.  Robot yang cerdas dan kuat menjadikan pekerjaan manusia menjadi mudah. Bahkan di beberapa pekerjaan berisiko tinggi robot dapat menggantikan manusia sehingga meningkatkan keselamatan dalam bekerja.

Namun disisi lain robot menjadi momok yang menakutkan. Seperti tergambar dalam film ‘ Terminator’ Dimana disitu diperlihatakan robot mengambil alih dunia menggantikan manusia sebagai makhluk penguasa dan sebaliknya manusia berada diambang kepunahan kerena menjadi buruan. Sungguh kondisi yang sangat mengerikan, manusia yang menjadi makhluk superioritas selama jutaan tahun di bumi digantikan oleh ciptaannya sendiri. Disini terlihat begitu berbahaya nya AI jika berkembang tak terkendali. Bahkan Elon musk pernah mengungkapkan bahwa ‘ AI lebih berbahaya dari nuklir’

Perspektif ini  mendorong banyak orang berada pada posisi  seakan memusuhi adanya kecerdasan buatan dan ingin kembali ke kehidupan zaman dulu. Apakah pembaca yang budiman salah satunya?

Mari kita pahami dulu apa itu kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence

John McCarthy, (1956) berpendapat bahwa kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah usaha memodelkan proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia.  Dengan mempelajari perilaku unggul berbagai individu manusia dan di tanamkan ke program mesin maka terciptalah mesin- mesin yang cerdas yang dapat membantu manusia. Namun pada perkembangannya bukan hanya perilaku manusia saja, tapi berbagai fenomena alam dan perilaku hewan juga di pelajari dan dibuatkan program nya seperti : Neural network, Genetic Algorithm, Firefly Algorithm, Bat Algorithm, Ant Colony Optimization, Flower Pollination Algorithm, Bacterial Foraging Optimization Algorithm, Shark Search Algorithm dan masih banyak lainnya.  Teori-teori ini terus berkembang pesat melahirkan banyak model penerapan yang variatif.

              Setelah kita perhatikan dengan seksama dalam kehidupan sehari-hari  ternyata AI bukan hanya sekedar terkait robotic semata. AI sudah menyentuh hampir semua aspek di kehidupan modern. Keseharian kita yang tak terlepas dari smarphone yang nyata merupakan produk AI. Begitu pula saat kita berpergian  menggunakan motor dan mobil ternyata mesinnya di program menggunakan AI.  Dimana ECU (Engine Control Unit) mengatur mesin agar dapat bekerja dengan cepat, dan efisien Dimana kordinasi antar bgian yang sebelumnya mekanis digantikan oleh sensor-sensor yang kemudian data diteruskan ke ECU untuk dikelola informasi kemudian ECU mengkordinasikan antar bagian mesin agar dapat bekerja baik. Untuk hasil yang optimal maka dilakukan pemprograman pada ECU menggunakan prinsip-prinsip AI.

Bahkan saat kita pulang ke rumah kita menggunakan listrik  dan ternyata proses  penyaluran tenaga listrik pun juga menggunakan Teknologi AI. Kenapa penyaluran listrik menggunakan kecerdasan buatan? Jawaban nya sudah pasti untuk efektif dan efisien. Hal ini terlihat jelas dalam beberapa buku karya akademisi  dari ITS yaitu Prof Imam Robandi dalam buku Artificial Intelligence, Desain Sistem Tenaga Modern, Algoritme Elang Harris dan Modern Power System Control. Dimana pada proses penyaluran  tenaga listrik Kecerdasan banyak digunakan  aplikasi yang bertumpu pada teori-teori kecerdasan buatan. Mulai dari perencanaan suatu sistem sampai menguji di  aplikasi simulator. Selain itu   untuk menjaga keberlangungan suatu sistem tenaga listrik maka berbagai macam peralatan rele proteksi yang sebelumnya bersifat electric berubah menjadi digital yang ditanamkan program-program kecerdasaan buatan untuk meningkatakan kinerja dan meminimalisir kesalahan. Kemudian untuk memudah control dan pengambilan data jarak jauh maka di buat program SCADA ( Supervisory Control and Data). Dengan teknologi ini maka peralatan listrik dapat dioperasiakan open/close dari jarak ribuan kilometer  serta kebutuhan data penyaluran listrik didapat oleh Dispacher ( operator control sistem tenaga listrik).

Baru- baru ini penerapan teknologi AI pada kehidupan sehari-hari yang lagi booming yaitu Smarthome. Teknologi ini memungkinkan pemilik rumah melakukan monitoring dan kontrol ke peralatan rumah dari jarak jauh. Bahkan sekarang sudah berkembang menjadi Geniushome  dimana  teknologi AI dapat memberikan opsi dan preferensi kepada penghuni terkait informasi yang mereka butuhkan dan apa yang mesti mereka lakukan.

Hal ini tentu menjadi tanda tanya besar bagi kita apakah kecerdasan buatan itu sesuatu yang berdampak baik atau buruk bagi kehidupan manusia ?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun