Mohon tunggu...
Rosiy Lawati
Rosiy Lawati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pilihanku

4 Juli 2014   10:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:32 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilpres kali ini berbeda dengan pilpres 2004 dan 2009. Kalo pilpres sebelumnya, saya masih bisa dengan objective memilih SBY dari sekian banyak telur busuk, maka pilpres kali ini saya tidak bisa membuat keputusan dengan objective karena satu dan hal2 lainnya.

So hal2 yg bersifat subjective yang harus saya pertimbangkansbb:

Golput:

Positive:


  • Jadi a free rider

Negative:


  • Kalo mau golput artinya harus diam membisu seribu bahasa. Membayangkan 5 tahun harus puasa nyinyir sepertinya sengsara ye?

Pilih Prabowo Hatta

Positive:


  • Mahfud MD ada dan sedang berjuang di kubu Prabowo Hatta. Selintas ada perasaan nyaman dan confident kalo Mahfud akan mengawal pembuatan produk2 hukum terutama yang berkaitan dengan UU tata cara pemilhan umum serentak 2019.


  • Ada indikasi Prabowo Hatta akan melaksanakan komitmentnya untuk melanjutkan program2 SBY. Sebagai SBY lover ya saya demen dah kalo memang hal ini terjadi.

Negative:


  • Sebenarnya saya gak suka melihat klan Soeharto diajak ke istana, tapi kalo Prabowo masih cintrong ama Titiek dan kalo ternyata rujuk dengan Titiek adalah jawaban Prabowo untuk serangan tim hore Jokowi soal kemungkinan Indonesia gak punya ibu negara, ya gimana dong? Itu kan urusan hati Prabowo ye?


  • Saya juga gak suka dengan rencana Prabowo untuk menjadikan  Soeharto sebagai pahlawan.


  • Karena saya tinggal di NZ yang mendukung kemerdekaan Timor Leste maka akan ada kemungkinan saya ditanyai bule yang pro Timor Leste mengenai relationship antara pelanggaran HAM yang dilakukan oleh TNI di East Timor dengan keterlibatan Prabowo di sana.

Mengikuti saran Les untuk “listen to my heart” maka saya melihat bahwa pemerintahan 2014 -2019 ini adalah masa transisi di mana produk2 hukum mengenai UU tata cara pemilu serentak akan dibuat. Saya pikir nyinyiran saya mungkin diperlukan jika saya melihat satu atau dua hal yang patut dinyinyiri. Sok penting bener ye? hehehe

Bagaimana pun juga nyinyiran saya ini hanyalah sebuah bentuk sumbangsih saya buat Indonesia so dengan membaca bismillah saya pun mencoblos nomor 1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun