Mohon tunggu...
Rosita Sihombing
Rosita Sihombing Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 Pangkalpinang Prov. Kep. Bangka-Belitung

Anda tidak harus menjadi seorang penulis untuk menceritakan pengalaman anda, anda tidak harus menjadi seorang dermawan untuk berbagi kebahagiaan, anda tidak perlu menjadi pelukis untuk menggambarkan bagaimana dunia ini...cukuplah menjadi diri sendiri untuk berbagai pengalaman selama berkarya di muka bumi ini. Semangat! Selagi semangat masih gratis!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tolak Perundungan di Sekolah, SMANSA Pangkalpinang Gelar Belasan Karya Drama Musikal Spektakuler

11 Februari 2023   10:15 Diperbarui: 11 Februari 2023   10:18 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Rosita Uli Sihombing

Pangkalpinang Babel. - Tolak Perundungan di Sekolah, SMA Negeri 1 Pangkalpinang gelar belasan karya drama musikal spektakuler, Rabu (08/02/23) pagi.

Perundungan atau yang biasa kita kenal dengan bullying adalah fenomena yang tidak asing lagi bagi kita. Bagi penggemar sinetron di TV, kisah tentang perundungan seringkali ditampilkan secara terbuka khususnya di kalangan remaja atau anak sekolahan. Dan memang kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari peristiwa perundungan marak terjadi di berbagai tempat yang tentu saja berdampak merugikan bagi orang yang menjadi korban. Perundungan adalah sebuah tindakan kekerasan fisik atau mental yang dilakukan seseorang atau lebih dengan cara mengintimidasi orang yang kepribadian dan fisiknya terlihat lemah.  

Sekolah disinyalir merupakan persentase tertinggi tempat terjadinya perundungan baik di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Sebagai tempat menimba ilmu, perundungan seharusnya tidak terjadi di satuan pendidikan. Sekolah seharusnya tempat di mana siswa belajar banyak hal selain ilmu pengetahuan. Dengan beragamnya siswa/i di sekolah, seharusnya siswa satu dengan lainnya belajar saling menghargai, memahami, dan menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. 

Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, dan konsentrasi tinggi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu seluruh siswa perlu mengetahui dan memahami bahwa perundungan tidak boleh dilakukan, di sekolah atau di mana saja mereka berada dan beraktifitas. 

Oleh sebab itu dalam kegiatan projek P-5 tema "Bangunlah Jiwa Raganya", dirasa tepat untuk menginformasikan hal tersebut kepada siswa/i SMA Negeri 1 Pangkalpinang. Kesempatan kali ini siswa kelas X mengerjakan projek Drama Musikal dengan tema "Katakan Tidak Pada Perundungan di Sekolahku." Selain itu mereka juga menghasilkan produk poster dan buku antologi Puisi bertajuk "Sketsa Luka."

Setelah beberapa minggu mempersiapkan diri, maka tanggal 8 Februari 2023 adalah waktu yang tepat untuk menampilkan Gelar Karya Drama Musikal "Katakan TIDAK pada Perundungan di Sekolahku." Ada 11 paket drama musikal yang digelar dari 11 kelas X, yang masing-masing kelas totalitas mempersiapkan dan menampilkan karya mereka. 

Tampak hadir beberapa undangan seperti pengawas sekolah dan perwakilan OSIS dari sekolah negeri dan swasta seputaran kota Pangkalpinang. Seluruh hadirin sangat antusias terhadap kegiatan tersebut, terbukti dari semangatnya mereka menonton drama musikal dari penampilan awal hingga akhir. Kegiatan ini disponsori secara maksimal oleh Honda, XL-Axiata, dan Grab yang juga menyiapkan doorprize menarik menambah kemeriahan suasana.

Dokpri
Dokpri

Alur cerita pada drama musikal sangat beragam namun secara keseluruhan drama musikal yang ditampilkan mengandung pesan tentang penolakan kekerasan di sekolah baik fisik, verbal, maupun sosial media. Salah satu contohnya yaitu drama musikal dari kelas X-2 yang meraih juara I, mereka menampilkan seorang siswa yang bercita-cita tinggi namun dianggap remeh oleh sekelompok temannya hanya karena tidak punya apa-apa. Namun karena memiliki tekad yang kuat dan suport dari teman yang lain, siswa tersebut mampu melewati masa sulit, bahkan menyadarkan teman yang selalu membuli. 

"Kegiatan ini sangat positif, bermakna baik kepada generasi muda agar menjadi sosok yang mengerti akan perbedaan dan keberagaman sehingga mereka memahami artinya tolerasi dan saling menghargai," ujar Bapak Efri Rantos, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Pangkalpinang. Beliau juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada tim koordinator dan fasilitator yang konsisten dan bersemangat mendampingi siswa kelas X untuk mewujudkan gelar karya ini.

Dokpri
Dokpri
Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan tarian Pelajar Pancasila oleh koordinator dan fasilitator projek P-5. Seluruh siswa diberi kejutan dengan tarian kompak dan energik dari para guru mereka. Gelar karya semakin meriah ketika ibu Hanim Novalina menyanyikan lagu fenomenal "Pelajar Pancasila" dengan merdu penuh semangat. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh warga sekolah mendukung sepenuhnya penolakan kekerasan di sekolah dan sebaliknya menumbuhkembangkan kasih sayang dan kedamaian di lingkungan sekolah. 

Dokpri
Dokpri
"Saya terkesan dengan kegiatan P-5 ini karena merupakan wadah untuk menggali potensi yang tidak saya sadari saya miliki misalnya akting dan menari, selain itu saya juga belajar bekerjasama dengan teman-teman dalam satu tim," ungkap Irtia siswa kelas X-4. Davin siswa kelas X-2 yang merupakan pemeran drama musikal terbaik berujar bahwa melalui kegiatan ini dia belajar bagaimana rasanya jika menjadi orang yang dibuli, dan menyadari hal tersebut tidak boleh dilakukan kepada siapapun.

Eko Deslan salah satu fasilitator berharap agar kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi siswa ini lebih sering dilakukan, dan berharap Kurikulum Merdeka yang sedang berjalan di SMA Negeri Pangkalpinang dapat terlaksana dengan baik dan lancar bahkan menginspirasi sekolah-sekolah lain yang juga melaksanakan Kurikulum Merdeka.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun