Penulis: Rosita Uli Sihombing
Pangkalpinang Babel.- SMA Negeri 1 Pangkalpinang gelar kegiatan Parenting, ratusan orangtua/wali siswa kelas X antusias hadir ke sekolah untuk mendengar langsung laporan psikotes putra/putri mereka, Kamis (12/01/23) pagi.
Kegiatan parenting dalam program pendidikan saat ini dirasa penting, salah satu tujuannya adalah upaya menyelaraskan pendampingan peserta didik antara orangtua dan guru. Guru menjadi tahu bagaimana latarbelakang pengasuhan di rumah, dan orangtua memahami bimbingan apa yang diperlukan saat putra/i mereka belajar di rumah. Dalam rangka persiapan peserta didik kelas X mempersiapkan diri naik ke kelas XI nantinya, yang kebetulan saat ini melaksanakan Kurikulum Merdeka maka dirasa perlu orangtua/wali mendapat informasi penting mengenai pemilihan mata pelajaran saat di kelas XI nantinya.
Pada Kurikulum Merdeka program penjurusan ditiadakan, namun siswa akan memilih mata pelajaran yang diminati sesuai karir dan cita-cita mereka nantinya. Sebagai bentuk upaya sekolah menyuport Kurikulum Merdeka, maka SMAN-1 Pangkalpinang mengadakan kerjasama dengan lembaga Psikologi Laboratorium Inovasi dan Edukasi (Lab-IDE) untuk melakukan Asesmen Analisis Potensi Siswa pada Rabu (30/11/2022) yang lalu. Tes ini bertujuan untuk menggali informasi tentang potensi dan bakat yang dimiliki siswa dalam rangka persiapan memasuki fase F (kelas XI).
Antusias orangtua untuk mendapatkan informasi mengenai minat dan bakat putra/i mereka terlihat saat hampir 75% kehadiran mereka ke SMAN-1 Pangkalpinang dan kritisnya orangtua berdiskusi saat diadakan sesi tanya-jawab. Acara diawali dengan informasi umum dari bapak Efri Rantos, S.Pd. selaku kepala sekolah SMAN-1 Pangkalpinang, dilanjutkan informasi mengenai pemilihan mata pelajaran di Kurikulum Merdeka oleh Wakasek Bidang Kurikulum, Dr. Rosita Uli Sihombing, M.Pd. Kemudian Informasi mengenai hasil psikotes peserta didik kelas X dibacakan secara general oleh psikolog senior asal Jogjakarta Drs. Adriano Rusfi, Psi.Â
"Pada Kurikulum Merdeka tidak ada lagi penjurusan, peserta didik diberi keleluasaan memilih mata pelajaran dan mengembangkan kompetensi berdasarkan ketertarikannya pada bidang tertentu serta difasilitasi sesuai minat, bakat dan kemampuannya," papar Rosita. Beliau juga menyampaikan bahwa hasil psikotes bukan harga mati untuk siswa memilih mata pelajaran tertentu, namun ada banyak data diperlukan untuk meyakinkan bahwa pilihan peserta didik tidak keliru, misalnya angket, wawancara, nilai raport, catatan guru dan wali kelas, dan lainnya.
Kebanyakan peserta didik di usia remaja masih galau mengenali dirinya sendiri, oleh sebab itu dukungan dari berbagai pihak terutama sekolah dan orangtua sangatlah penting," tukas Adriano. "Perlu adanya komunikasi terbuka sebagai upaya mendorong kepercayaan diri dalam mengungkapkan harapan-harapan sehingga membantu proses eksplorasi minat, bakat, dan kemampuannya, imbuh Primalita Putri Psi Dosen Psikologi STAIN.
Tentu kegiatan yang berlangsung hampir 2,5 jam tersebut dirasa belum cukup, hal itu diungkapkan oleh ibu Endang salah satu orangtua siswa kelas X-5, "Saya masih belum cukup puas dengan penjelasan pihak sekolah dan psikolog, jika dapat sekolah memberi kesempatan kepada kami orangtua untuk mendapat pendampingan secara pribadi." Oleh sebab itu sekolah merencanakan program pendukung untuk kegiatan ini yang akan difasilitasi oleh guru BK, wali kelas, dan bidang kurikulum.
Kepala sekolah sangat mengapresiasi kegiatan ini, dan mengharapkan kegiatan parenting terus berlanjut dengan topik-topik yang beragam untuk mewadahi atau menjembatani silaturahmi pihak sekolah dan orangtua dalam rangka membangun dan menyuport pendidikan putra-putri mereka saat menempuh pendidikan di SMAN-1 PKP.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H