Abstrak
      Perawat masih merupakan profesi yang didominasi oleh perempuan. Peran keperawatan caring telah disamakan dengan atribut kepribadian yang feminim. Dengan demikian, mengakibatkan laki-laki dalam keperawatan dipandang sebagai salah tempat dan menjadi hambatan bagi laki-laki untuk menjadi perawat. Sekalipun demikian, saat ini gender bukanlah sebuah masalah untuk memilih sebuah profesi termasuk keperawatan. Semua memiliki peluang untuk menjadi perawat yang kompeten. Tidak harus perempuan yang menjadi perawat, dokter kandungan, atau bidan. Banyak faktor yang menjadi alasan laki-laki memilih profesi sebagai perawat. Selain faktor-faktor tersebut, laki-laki juga memiliki peluang dan prospek kerja yang bagus dalam disiplin ilmu profesi keperawatan. Mengetahui banyak kelebihan dan peluang laki-laki menjadi seorang perawat, laki-laki seharusnya berani dan bangga menjadi perawat di mata masyarakat.
Kata kunci: Pandangan masyarakat, perawat laki-laki, faktor dan kelebihan perawat laki-laki
Pendahuluan
      Taylor C. Lilis C. Lemone (1989) mendefinisikan perawat sebagai seseorang yang berperan dalam merawat dan membantu seseorang dengan melindunginya dari sakit, luka, dan proses penuaan. Profesi keperawatan masih menjadi profesi yang didominasi wanita dan sedikitnya persentase laki-laki memilih profesi sebagai perawat. Data menunjukkan bahwa perawat laki-laki hanya terbentuk 9,6% dari tenaga kerja keperawatan (Kronsberg, et al., 2018).  Ketidakseimbangan gender ini dapat menimbulkan masalah dalam tenaga kerja keperawatan. Padahal, beberapa penelitian menunjukkan keuntungan yang signifikan bagi pria dalam disiplin ilmu keperawatan, termasuk potensi untuk mencapai keterampilan teknis yang lebih tinggi di unit perawatan intensif dan ruang operasi, keputusan yang cepat, dan kekuatan fisik yang unggul dibandingkan dengan perawat wanita (Gedzyk et al., 2019; Saleh et al., 2019).
      Namun, seringkali peran keperawatan caring telah disamakan dengan atribut kepribadian yang feminisme dan perempuan lekat dengan jiwa sosialnya.. Dengan demikian, mengakibatkan laki-laki dalam keperawatan dipandang sebagai salah memilih profesi dan hal ini menjadi hambatan laki-laki untuk menjadi perawat. Perawat laki-laki dihadapkan dengan tantangan peran dan stereotip yang ditentukan oleh gender tradisional, baik dari dalam maupun luar profesi keperawatan.
Pembahasan
      Sebuah literatur yang ditinjau oleh Baljoon et al. (2018) menunjukkan bahwa beberapa faktor mempengaruhi pilihan profesi keperawatan. Beberapa faktor yang merupakan sumber motivasi untuk memilih profesi keperawatan adalah gaji, promosi, keterlibatan kerja, tunjangan keuangan, dan pengawasan. Tinjauan lain menurut Yi dan Keogh (2016) menunjukkan bahwa perawat laki-laki termotivasi karena mereka memiliki persepsi yang baik tentang profesi tersebut atau mungkin mereka tidak memiliki pilihan lain. Sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa, keperawatan memberikan kepuasan dengan bekerja tanpa pamrih dan kesempatan bagi laki-laki untuk mengembangkan diri dalam profesinya. Oleh karena itu, keperawatan menjadi posisi ke-2 berdasarkan karier yang diminati oleh laki-laki (Ann & Dienemann, 2014).
      Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Achora (2016) di Uganda dengan menggunakan responden 11 perawat laki-laki, melaporkan bahwa perawat laki-laki sebagian besar lebih disukai daripada rekan sesama perempuan mereka karena mereka dipandang mudah didekati dan dapat dipercaya dalam berbagai kesempatan. Selain itu, menurut para peneliti, beberapa perawat laki-laki menggunakan mekanisme pertahanan saat merawat pasien wanita untuk membantu mengatasi ketakutan mereka. Misalnya, menggunakan lelucon selama melakukan prosedur, memberikan penjelasan rinci kepada pasien tentang prosedur, membatasi jumlah paparan bagian tubuh selama perawatan sebagai upaya untuk mengurangi tingkat kecemasan dan ketakutan pasien, sabar, dan menghindari segala jenis salah tafsir.
Motivasi dan faktor laki-laki memilih profesi keperawatan
      Pertama adalah motivasi individu. Menurut penelitian, motivasi individu laki-laki memilih profesi keperawatan antara lain mengikuti jejak kerabat yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan, menggunakan keperawatan sebagai batu loncatan, dan mengandalkan motivasi pribadi. Responden dalam penelitian ini mengatakan bahwa kerabat atau keluarga memiliki pengaruh terhadap keputusan mereka untuk menjadi perawat. Selain itu, motif pribadi mereka untuk menjadi bagian dari profesi, seperti memberikan perawatan di luar rumah sakit untuk orang-orang yang mengalami cedera dan itu juga merupakan sumber motivasi mereka. Kedua adalah pengaruh dari luar (eksternal). Responden mengatakan bahwa faktor ekstrinsik yang memotivasi mereka untuk memilih profesi keperawatan antara lain manfaat menjadi seorang perawat, gaji yang bagus, terdapat beberapa tunjangan yang diberikan untuk mendukung mereka selama di sekolah, dan seragam profesi perawat.