"If you want to make everyone happy, don't be a leader, sell ice cream"
Pagi tadi saya, tidak sengaja membuka galeri ponsel, dan tanpa sengaja saya melihat foto ketika saya masih berada di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan posisi tangan hormat sambil memegang tongkat bendera OSIS. Sejenak saya mulai memikirkan kembali perjalanan saya dalam menjadi pemimpin organiasasi.
Hal yang saya pikirkan pertama kali adalah, ternyata waktu telah berjalan sangat cepat dan saya ternyata telah melalui fase-fase kepemimpinan organisasi yang cukup beragam mulai dari jadi Ketua OSIS di SMP, Ketua OSIS di SMA, Ketua Penerima Beasiswa Bank Indonesia, Ketua Jurnalis Masyarakat dan masih banyak lagi.
Tentu proses yang sudah dilalui tersebut jauh dari kata sempurna, tapi pengalaman dan pembelajaran yang saya dapat dari fase-fase tersebut, sudah membuat saya cukup tahan banting dalam menghadapi berbagai kondisi organisasi.Â
"Perlu saya katakan bahwa jadi pemimpin itu sulit, tidak semua orang bisa menjadi pemimpin yang baik meskipun semua orang bisa menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri".
Dalam membangun pondasi diri yang kuat, dasarnya harus kita ketahui adalah memahami apa alasan dan tujuan kita dalam mengikuti organisasi atau apa yang membuat kita harus menjadi pemimpin? Pertanyaan tersebut, mungkin terdengar sangat biasa. Namun faktanya, banyak diantara kita yang kerap bingung dengan tujuan itu sendiri.
Jika pertanyaan itu ditujukan pada saya. Mungkin teman-teman akan mengira bahwa saya akan menjawab, untuk mendapat pengalaman, relasi, perteman, branding dan sebagainya. Tentu itu tidak salah, tapi lebih dari itu. Saya harus mengatakan kekuatan intuisi saya bekerja cukup baik.Â
Secara natural saya memiliki radar yang cukup valid yang membantu saya menentukan pilihan organisasi. Ini semacam panggilan hati yang berusaha saya kombinasikan dengan perbandingan plus minus yang bisa saya alami dimasa depan.
Ini sama seperti perjalanan saya saat menjadi Ketua OSIS di SMP. Waktu itu saya ingat sekali bahwa saya adalah seorang siswa biasa yang masih semangat-semangatnya mengikuti lomba voli. Berusaha konstrasi untuk mencetak prestasi akademik di kelas dan non-akademik di olahraga voli.Â