Mohon tunggu...
Ni Luh Rosita Dewi
Ni Luh Rosita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Political Analys - Youth Activis

Youth Empowerment

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berhenti Jadi Generasi yang Suka Tunjuk dan Lepas Tangan

5 September 2023   19:15 Diperbarui: 6 September 2023   02:52 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ni Luh Rosita Dewi, Youth Activist

Saya selalu teringat dengan sindiran dari Bertolt Brecht, seorang penyair asal Jerman yang mengatakan bahwa "Buta yang terburuk adalah buta politik. Dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik."

Hal inilah yang membuat saya memiliki misi besar saya sejak kuliah, dimana sebagai seorang perempuan yang lahir dan besar di desa kemudian belajar di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik membuat saya merasa banyak hal yang harusnya bisa saya kerjakan dengan ilmu yang saya miliki. Saat kebanyakan dari orang-orang mengabaikan pondasi pendidikan politik. Saya memilih untuk berkomitmen pada bidang ini dan menjadi trigger serta contoh bagi lingkungan sekitar saya.

Pada prinsipnya saya benci pada korupsi, saya benci kepada kebodohan yang terus dipelihara, saya juga benci kepada ketidakadilan yang terus menerus terjadi. Maka, saya merasa sudah seharusnya anak muda turun tangan. Mari kita berhenti menjadi generasi yang hanya bisa tunjuk tangan bahkan dalam kondisi tertentu memilih tidak peduli dan akhirnya malah lepas tangan.

Saya menyadari betul, hidup hanya dengan mengandalkan prinsip tidak akan menjamin seseorang untuk sukses, tapi saya lebih percaya bahwa hidup tanpa prinsip adalah hidup yang lebih mudah menjauhkan kita dari keberhasilan.

Selama pendidikan politik selalu dianggap tidak terlalu penting. Maka selama itu kita akan terus dibentu menjadi generasi penurut dan pengikut. Tidak ada ruang yang cukup bagi anak muda untuk tampil, bahkan ketika kesempatan itu ada maka para generasi muda tidak akan siap menyambut peluang tersebut. Alasannya sederhana, literasi politik kita amat lemah.

Saya lahir di pulau pulau yang dikenal sangat cinta damai. Tapi dinilah menurut saya sumber masalahanya., pembiaran itu udah tumbuh menjadi habbit dengan dalih tidak suka berdebat. Ini juga menyebabkan pengembangan sikap kritis tentang kondisi politik dan hukum menjadi terputus dan tidak tumbuh kembali. Ada keengganan untuk terlibat dalam membangun daerah melalui jalur politik atau hukum hanya karena merasa isu tersebut terlalu rumit untuk dibahas dikalangan masyarakat sosial diakar rumput.

Mereka tidak akan mau dan sempat untuk mendebat soal kebijakan lantaran, berfokus memenuhi kebutuhan hidup dan mencari nafakah untuk makan sehari-hari.

Belum lagi secara struktural, jika diamati ditingkat lokal sangat terlihat bahwa dari susunan tim-tim politik, pemilihan posisi pendamping para pemangku kebijakan, tidak dipilih berdasarkan kualifikasi yang cukup. Hal itu berkolerasi pada output dari program-program mereka yang menjadi tidak cukup bermutu dan relevan dengan kebutuhan era saat ini, termasuk untuk anak muda kedepannya.

Disanalah saya melihat gap yang begitu besar, tidak banyak calon pemimpin yang memiliki visi misi yang cukup baik. Kebanyakan dari mereka semangat untuk meraih dan sisanya setelah terpilih hanya menjalankan rutinitas.

Saya selalu meyakini bagaimana tokoh besar muncul ke publik selalu bergantung kepada siapa tim yang berada dibelakang mereka. Oleh karena itu Political & Strategic Consulting yang baik akan dapat memberikan mereka gambaran tentang seberapa risk management yang harus diperhatikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun