Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa usia 20an akan sangat menentukan bagaimana nasib kita di umur 30an. Pernyataan tersebut seolah menyatakan bahwa di usia 20an lah kita akan mengalami banyak hal atau malah sebaliknya kita memilih untuk melewatkan masa itu tanpa menghabiskan pengembaraan dan belajar dari sana.
Usia 20an juga sering kali selalu dikaitkan dengan quarter life crisis, fase krisis di seperempat umur manusia. Kondisi ini merujuk pada keadaan emosional orang berusia 18 hingga 30 tahun yang dipenuhi dengan kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungan menentukan arah hidup.Â
Bila tak salah menyimpulkan, bisa dikatakan pada usia 20an lah seluruh beban hidup akan terasa sangat berat. Jika bahagia akan sangat bahagia, sebaliknya jika kita sedih dan terpuruk terlalu lama maka kita akan jatuh dan kesulitan untuk pulih.
Ini seperti kisah seorang anak yang selama masa kecil hingga remajanya telah menghabiskan limit maksimal dari perjuangan hidupnya. Ia mengejar angka, prestasi, dan pencapaian lainnya dalam satu waktu. Pertanyaanya, kenapa dia melakukan itu?
Umumnya hal itu terjadi, lantaran sang anak menginginkan atensi dan apresiasi. Mendorong diri untuk memenuhi ambisi semu.Â
Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang kita inginkan dan yang kita butuhkan. Bahkan pasca meraihnya sekalipun kebanyakan dari mereka yang belajar memahami realitas diri dan dunia akan sangat kesulitan.Â
Usia 20an memang mengisyaratkan bahwa para remaja yang akan menjadi dewasa akan mengalami masa kebingungan yang harus dia pecahkan sendiri.Â
Realitas diri di usia 20an begitu rumit, kepala menusia dipenuhi kekhawatiran tentang masa depan. Di satu sisi ia lantas di dewasakan oleh keadaan dan akhirnya memahami realitas kehidupan serta spiritualitas diri yang harus diasah seiring bertambahnya usia.
Jika kamu sedang kebingungan akan arah dan tujuan hidup, maka segeralah ambil waktu dan duduk santai sejenak pikirkan apa yang kamu bayangkan terhadap dirimu dan masa depan yang ingin kamu raih.
Setelah menemukannya, mulailah aktualisasi strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah berikutnya adalah aksi cobalah melakukan usaha terbaik untuk mencapainya. Bahkan jika akhirnya harus gagal sekalipun, itu bukanlah pencapaian yang buruk sebab kamu telah berupaya terbaik. Kamu hanya perlu mengevaluasinya kembali dan mencoba ramuan solusi lain untuk mengatasi kesalahan dipercobaan pertama.