Mohon tunggu...
Rosita
Rosita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Ada berita baca headline-nya aja? lemah!!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Geger Gempa, Omzet Pedagang Pantai Karang Hawu Menurun Drastis

22 Januari 2023   18:54 Diperbarui: 22 Januari 2023   18:56 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Geger Gempa, Omset Pedagang Pantai Karang Hawu Menurun Drastis

Pantai Karang Hawu adalah destinasi wisatawan yang terletak di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Dinamakan Karang Hawu karena bentuk karangnya menyerupai hawu yang berasal dari kata awu  dalam bahasa Jawa yang artinya abu (Herlinawati, 2020). Hawu biasanya dipakai sebagai tungku memasak secara tradisional oleh masyarakat setempat.

Mengutip dari laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, pantai Karang Hawu telah diresmikan perbaikan fasilitas pada tanggal 10 Februari 2022. Pada saat pembukaan, Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyampaikan bahwa Pantai Karang Hawu telah diakui oleh UNESCO sebagai global geopark. Dengan pembaruan yang ada tersebut dapat menarik wisatawan dalam skala yang besar, dimana pada saat libur lebaran masyarakat berbondong-bondong berkunjung dan memadati pantai Karang Hawu dan pantai-pantai di sekitarnya.

Selang bulan november sampai desember 2022, masyarakat digegerkan dengan isu gempa yang terjadi di Cianjur yang mengakibatkan banyak korban. Sukabumi juga turut menjadi sumber adanya gempa meskipun tidak ada korban. Hal ini berimbas pada perekonomian pedagang setempat di pantai Karang Hawu. Wisatawan lebih berhati-hati untuk tidak berwisata diarea pantai karena rawan gempa. Pada musim liburan ini hanya beberapa wisatawan yang berkunjung.

"Sebenarnya ada tiga faktor penting ya, cuaca, isu gempa, dan kurang uang." Ujar Ibu Fitri salah satu pedagang sekitar Pantai Karang Hawu saat ditanyai alasan wisatawan lebih sedikit dari sebelum-sebelumnya.

Tidak hanya gempa yang menjadi alasan utama wisatawan jarang berkunjung, alasan lainnya adalah cuaca. Curah hujan pada penghujung bulan Desember lebih ektrem dari biasanya. Melalui web resmi BMKG, akibat curah hujan lebih ektrem dari biasanya disebabkan oleh adanya aktivitas signifikan dari monsun Asia, indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator dan berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di beberapa wilayah di Indonesia dan terpantaunya beberapa aktivitas gelombang atmosfer.

Daftar Sumber:

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/hawu-dalam-pandangan-masyarakat-sunda/

https://disparbud.jabarprov.go.id/resmikan-pantai-karanghawu-dan-curug-sodong-peprov-jabar-dorong-wisata-kabupaten-sukabumi-mendunia/

https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=update-perkembangan-potensi-cuaca-ekstrem-20221227&tag=press-release&lang=ID

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun