Siaga dan Setia. Dua kata yang patut di sandang oleh mereka, para petugas PJL (Penjaga Jalur Lintasan). Kesegiaan dan kesetiaan mereka patut diacungi jempol. Mereka dituntut untuk selalu siaga dalam menjalankan tugas mereka, dan selalu setia menunggu kedatangan kereta yang akan melintas. Tapi di sisi lain tak banyak orang yang memperhatikan seberapa penting pekerjaan mereka. Terkadang ada beberapa yang kesal karena palang pintu kereta terlalu lama di tutup.
Menurut Bapak Mulyadi(41) yang sudah berpengalaman selama 12 tahun menjadi petugas PJL. Awal mulanya beliau hanya seorang petugas yang memperbaiki jalur rel kereta yang kemudian diangkat menjadi petugas PJL. Berbekal dengan pengalaman mereka dengan jalur kereta yang mereka perbaiki, mereka bisa menjadi petugas PJL. Senantiasa siaga membuka dan menutup palang rel kereta agar tidak terjadi kecelakaan antara kereta dengan kendaraan lain. Betapa bahayanya jika palang itu terlambatsedikitpun untuk ditutup.
“Tetapi kadangkala dari petugas sudah berusaha untuk menutup palang tersebut masih ada juga yang suka menerobos dan alhasil mereka yang suka menerobos terkena palang tersebut, meskipun hanya terkena helm mereka. Kebanyakan yang menerobos itu para pengendara sepeda motor” tutur Pak Mulyadi. Pendapatan menjadi petugas PJL diakui Pak Mulyadi memang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Makadari itu Pak Mulyadi bertani untuk memenuhi kebutuhan kelurga beliau. Pak Mulyadi berharap gaji beliau dapat dinaikan, karena tidak ada bonus dan pensiun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H