Jangan pernah mengecilkan diri dan menghukum diri.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)
Begitu luar biasanya seorang manusia yang diberikan bentuk dan potensi yang sebaik-baiknya. Lebih baik ketimbang makhluk Allah lainnya. Sudah sepatutnyalah bagi kita insan bernama manusia mensyukuri atas apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Jangan sekali-kali kita dustai dan kufuri. Karena azab Allah pedih bagi orang-orang yang tak mau bersyukur.
Generally, manusia itu memiliki 3 potensi dasar dalam dirinya dan tiap-tiap manusia memiliki akan hal itu. Dan potensi ini merupakan potensi penting bagi keberlangsungan hidupnya.
Pertama, potensi fisik. Kita akan menjadi manusia yang memiliki karya yang produktif dan mobilitas yang tinggi manakala kita mampu memanagemen potensi fisik kita dengan baik dan teratur.
Rasulullah Saw bersabda
“Al mu’minuun Qowiyyun khoirun wa ahabbu illah minal mu’minin dho’ifa. Mukmin yang kuat lebih dicintai ketimbang mukmin yang lemah.”
Cobalah kita tengok qudwah kita nabi Muhammad yang hingga usia 63 tahun masih memiliki postur badan yang atletis dan bugar. Dan menurut riwayat bahwa Beliau memulai peperangan ketika usianya 53 Tahun. Tahukah sahabat?
Ternyata Rasulullah memakai baju besi sebanyak 2 lapis dan tentu 1 lapis saja sudah berat. Dan perjalanan menuju medan perang pun juga tak kalah jauhnya berkilo-kilo meter. Sungguh luar biasa, itu mengindikasikan bahwa fisik Beliau sangat-sangat prima. Bagaimana dengan kita?
Inti yang ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah bahwa tidak selamanya fisik yang baik membawa seseorang kepada kemuliaan di hadapan Allah selayaknya Rasulullah Saw. Justru yang sering terjadi adalah banyak manusia yang memiliki badan tegap, berotot, kekar, macho, seksi, langsing, gitar Spanyol, putih dan lain-lain menjadikannya hina akan keindahan fisiknya tersebut.
Adakalanya seorang wanita yang berpenampilan seolah-olah sempurna tidaklah juga identik dengan kemuliaannya. Bahkan menjadikannya hina karena kegemarannya yang sering mempertontonkan tubuhnya ke khalayak banyak tanpa rasa malu dan takut sedikitpun. Seperti bintang iklan sampo, sabun mandi, cream pelembab dan penghalus kulit dan artis-artis bermental mesum. Baginya ini adalah bentuk pengeksistensian diri. Wajar saja ketika UU Pornografi dan Pornoaksi di sahkan oleh DPR beberapa tahun yang lalu, dia adalah orang yang pertama kali kontra akan UU tersebut. Astaghfirullah.
Dan tak sedikit pula yang stress dengan fisiknya. Bagaimana tidak. Ia harus menjaga keseimbangan kecantikan tubuhnya dan harus menjalankan program-program diet sehingga selera makan terbatasi, hidup terasa sempit, dan terkesan pemaksaan dan penzhaliman diri.