Mohon tunggu...
Idah Rosidah
Idah Rosidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswi di salah satu universitas di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berhenti Bilang "Jangan" pada Anak!

15 November 2014   22:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:44 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tentupernah mendengar orang tua yang mengatakan “jangan” pada anaknya untuk melarang anaknya melakukan sesuatu. Atau mungkin, kita sendiri pernah mengalami hal tersebut. Entah sebagai anak yang dilarang orang tuanya, atau sebagai orang tua yang melarang anaknya dengan mengatakan “jangan”. Mulai saat ini, sebaiknya hindari kata “jangan” pada anak.

Muncul pertanyaan, mengapa kata “jangan” harus dihindari? Berikut beberapa alasan mengapa kata “jangan” harus dihindari.

Pertama, kata “jangan” memotong kesenangan. Maksudnya adalah, ketika seorang anak bermain kotor-kotoran, lalu ibunya mengatakan “jangan bermain kotor-kotoran.” Perkataan itu memang akan menghentikan tindakan anak tersebut yang sedang kotor-kotoran, tapi tidak akan mengubah perilaku anak tersebut, jika suatu hari dia akan bermainkotor-kotoran lagi. Karena saat ia dilarang untuk tidak bermain kotor-kotoran, efek yang akan ditimbulkan adalah anak tersebut akan kesal, jengkel, dan sejenisnya.

Kedua, kata “jangan” menghambat perkembangan kreativitas. Jika orang tua sering mengatakan “jangan” kepada anaknya, ini akan sangat berdampak negatif dalam diri anak tersebut. Sedikit-sedikit saat anak melakukan sesuatu, lalu dipotong dengan kata “jangan” oleh orang tuanya, maka hasrat untuk berkreativitas dan menuangan rasa ingin tahu anak akan berkurang. Anak tersebut juga tidak akan leluasa ketika akan melakukan atau mencari tahu tentang suatu hal yang membuatnya menarik, sehingga daya kreativitas anak tersebut akan terhambat.

Ketiga, kata “jangan” mempersempit pilihan. Bagi seorang anak, kata “jangan” berarti larangan untuk tidak boleh melakukan hal itu. Ketika orang tua melarang anaknya dengan mengatakan “jangan”, maka akan tersmpan dalam otak anak tersbut bahwa hal tersebut dilarang untuk dilakukan. Masalahnya adalah, bagaimna jika suatu saat anak tersebut dihadapkan oleh keadaan yang sebaliknya, tetapi ia tidak mau melaukan hal tersebut, karena dalam memorinnya tersimpan bahwa hal tersebut dilarang untuk dilakukan. Misal, “jangan memberi makan pada pengemis, nanti mereka manja!”

Dan yang terakhir, Kata “jangan” tidak mengandung solusi. Ketika seorang anak dilarang orang tuanya dengan kata “jangan”, lalu anak tersebut menghentikan tindakannya tersebut, tidak berarti bahwa larangan yang dikatakan oleh orang tuanya tersebut mengandung solusi. Contohnya saja, ketika orang tua mengatakan “jangan main kotor-kotoran!” akan berbeda dengan mengatakan “ayo main mobil-mobilan saja yuk, kalau hujan-hujanan nanti kamu sakit”. Tentu kalimat yang dilontarkan oleh orang tua kepada anak tersebut sangat berbeda.

Singkatnya, banyak hal-hal negatif yang dapat ditimbulkan dengan mengatakan “jangan” pada anak. Oleh sebab itu, sebaiknya kata “jangan” pada anak dihindari dengan menggunakan bahasa lain yang sifatnya mengajak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun