Mohon tunggu...
Rosi Hikmiyyah
Rosi Hikmiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa UPN Veteran Jakarta

As an active 3rd-semester student of Communication Science, I am deeply passionate about the field of communication, public relations, social media, and jurnalist. With a solid foundation in communication theories and techniques, I am eager to contribute my creativity, strategic thinking, and strong interpersonal skills to share my thoughs and my analysis on the blog.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media terhadap Gerakan Boikot Produk Pro-Israel

10 Desember 2023   08:19 Diperbarui: 10 Desember 2023   08:19 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era globalisasi yang kian terkoneksi, gerakan boikot terhadap produk pro-Israel telah menjadi sorotan utama. Gerakan boikot terhadap produk Israel melibatkan berbagai aspek, baik psikologis maupun sosial, yang memengaruhi audiens dalam memilih medium untuk menyebarkan pesan dan menggalang dukungan. Media menjadi sarana yang efektif untuk menyalurkan kebutuhan dan aspirasi audiens yang memiliki ketertarikan terhadap isu-isu politik dan kemanusiaan. Peran media dalam membentuk persepsi publik terhadap gerakan boikot ini relevan dengan teori Uses and Gratifications.

Teori Uses and Gratification pertama kali diperkenalkan oleh tiga ilmuwan, yaitu Elihu Katz, Jay G. Blumlerm, dan Michael Gurevitch. Teori ini muncul karena ketiga ilmuwan tersebut mengamati bahwa audiens memiliki keinginan, baik dari segi psikologis maupun sosial, untuk memilih konten yang sesuai dengan preferensi mereka ketika terpapar oleh media. Marianne Dainton (2018) menjelaskan bahwa fokus Teori Uses and Gratification bukan hanya pada medium yang digunakan untuk menyampaikan pesan, melainkan lebih pada pemahaman mengapa audiens memilih medium tertentu. Hal ini disebabkan oleh beragamnya opsi media yang tersedia bagi individu dalam menyampaikan pesan, sehingga muncul preferensi berdasarkan kebutuhan masing-masing individu.

Sudut pandang Teori Uses and Gratification menitikberatkan pada alasan di balik pemilihan suatu medium oleh audiens dan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan medium tersebut. Terdapat tiga asumsi utama dalam teori ini, sebagaimana dijelaskan oleh Katz et al. (1973). Pertama, audiens dihadapkan pada berbagai opsi atau pilihan media, yang muncul sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan sosial mereka. Kedua, berasal dari pemahaman bahwa kebutuhan audiens memiliki berbagai bentuk, sehingga media berperan dalam mengidentifikasi kebutuhan individu. Ketiga, terjadi kompetisi antara media satu dengan yang lainnya untuk memuaskan kebutuhan audiens.

Peran media dalam membentuk opini publik terhadap gerakan boikot produk pro-Israel merupakan fenomena yang memunculkan kompleksitas dalam dinamika informasi dan pengaruhnya terhadap persepsi masyarakat. Gerakan boikot ini seringkali muncul sebagai respons terhadap kebijakan atau tindakan yang dianggap kontroversial yang dilakukan oleh negara Israel. Media, baik media tradisional maupun media sosial, memegang peran kunci dalam mengarahkan dan membentuk persepsi publik terhadap gerakan ini.

Media tradisional, seperti televisi, surat kabar, dan radio, memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk opini publik. Melalui liputan berita, editorial, atau opini, media tradisional dapat memainkan peran dalam menggambarkan informasi, memberikan analisis, dan membentuk pandangan masyarakat tentang gerakan boikot tersebut. Peran jurnalis dan redaktur dalam menentukan framing atau narasi suatu berita akan sangat mempengaruhi bagaimana masyarakat memahami dan merespons gerakan boikot.

Di sisi lain, media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, memungkinkan partisipasi aktif masyarakat dalam menyebarkan informasi dan mengungkapkan pendapat. Hashtag, meme, dan berbagai konten viral menjadi sarana efektif dalam menyebarkan pesan dan mengajak orang untuk bergabung dalam gerakan boikot. Dalam konteks ini, teori Uses and Gratifications (Pemenuhan Kebutuhan) dapat memberikan wawasan tentang alasan orang-orang mengonsumsi konten media sosial yang terkait dengan gerakan boikot.

Dalam upaya mempromosikan gerakan boikot, media bersaing untuk mendapatkan perhatian audiens dan menjadi saluran utama untuk menyebarkan pesan. Analisis berdasarkan teori Uses and Gratification menyoroti bagaimana kompetisi antar media memainkan peran kunci dalam menyuarakan dan memperkuat gerakan boikot. Teori Uses and Gratifications menyatakan bahwa orang menggunakan media untuk memenuhi berbagai kebutuhan pribadi, termasuk hiburan, informasi, identifikasi, dan interaksi sosial. Dalam konteks gerakan boikot, media sosial dapat memberikan pemenuhan kebutuhan informasi dan identifikasi. Orang-orang dapat mencari informasi tentang alasan di balik gerakan boikot, dampaknya, dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi. Selain itu, media sosial memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi diri dengan nilai atau tujuan yang diusung oleh gerakan tersebut, memperkuat rasa solidaritas dan kesatuan.

Peran media dalam membentuk opini publik juga dapat dikaitkan dengan konsep framing. Media memiliki kekuatan untuk menentukan cara suatu isu atau gerakan dipresentasikan kepada masyarakat. Dalam konteks gerakan boikot pro-Israel, media dapat memilih untuk mem-framing gerakan ini sebagai bentuk protes damai yang sah atau sebagai tindakan radikal yang dapat merugikan hubungan ekonomi dan politik.

Dalam beberapa kasus, media dapat dianggap sebagai aktor yang memperkuat atau melemahkan gerakan boikot. Beberapa outlet media mungkin mendukung gerakan ini dan menyoroti keberhasilannya atau sebaliknya, mengkritik dan meragukan dampak serta legitimasinya. Sementara itu, media sosial memberikan ruang bagi partisipasi langsung dari masyarakat, memungkinkan mereka untuk menyuarakan dukungan atau ketidaksetujuan mereka terhadap gerakan boikot. Dalam rangka menghubungkan dengan teori Uses and Gratifications, pengguna media sosial dapat dianggap sebagai konsumen aktif yang mencari pemenuhan kebutuhan tertentu. Mereka mencari informasi terkait gerakan boikot untuk memahaminya secara lebih baik, mengidentifikasi diri dengan tujuan gerakan, atau bahkan mendapatkan kepuasan dari rasa solidaritas dengan komunitas yang mendukung gerakan tersebut.

Peran media, baik tradisional maupun sosial, sangat penting dalam membentuk opini publik terhadap gerakan boikot produk pro-Israel. Pengaruh media mencakup framing, penentuan agenda, dan interaksi dengan masyarakat melalui berbagai platform. Sementara teori Uses and Gratifications membantu menjelaskan alasan orang menggunakan media sosial terkait gerakan boikot, di mana pemenuhan kebutuhan informasi dan identifikasi menjadi pusat perhatian. Apakah media berperan sebagai alat protes yang memberdayakan konsumen ataukah sebagai sarana propaganda yang mempengaruhi opini publik? Pertanyaan ini mengajak kita untuk merenung tentang bagaimana konsumen dan aktivis menggunakan media sebagai alat untuk mencapai gratifikasi pribadi dan tujuan kolektif mereka. Pemahaman yang holistik terhadap peran media dalam konteks gerakan boikot dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana opini publik dibentuk dan dipengaruhi.

Dalam konteks gerakan boikot terhadap produk Israel, peran media tidak bisa diabaikan. Media tidak hanya mencerminkan realitas, tetapi juga berperan sebagai pembingkai dalam membentuk pandangan dan sikap publik. Dengan memahami peran media melalui lensa teori Uses and Gratifications, kita dapat lebih kritis dalam menilai apakah konsumen media benar-benar mendapatkan kepuasan dari informasi yang diterima ataukah terjebak dalam suatu naratif propaganda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun