Al-qur’an menggunakan kata shiyam dalam arti puasa. Secara bahasa, kata shiyam berarti “menahan” dan “berhenti” atau “tidak bergerak”. Manusia yang berupaya menahan diri dari suatu aktifitas, apapun aktifitas itu, dinamai shaimin (orang yang berpuasa). Maka tidurnya orang puasa adalah ibadah. Diamnya orang puasa adalah tasbih.
Sebagian orang sangat menganjurkan untuk tetap semangat bekerja keras. Namun dalam sebuah perjalanan di bulan Ramadhan ini, saya bertemu dengan seorang yang memiliki pandangan lain. Beliau bertutur:
“ Bila makan dan minum saja kita disuruh berhenti, apalagi kegiatan lain. Padahal makan dan minum adalah kebutuhan paling dasar dari manusia. Seharusnya kita juga mengistirahatkan alam dari gegap gempita kerja. Beri jeda dan istirah sejenak alam ini dari gemuruh mesin industri, dari gemuruh kendaraan. Biarkan alam ini kembali ke asal mulanya. Pada keheningan. Agar hanya ada suara Tuhan yang bergema di segenap semesta.
Bukan hanya organ pencernaan yang berhak istirahat, tapi alam ini juga berhak untuk istirahat dari jejalan sampah dan polusi. Seharusnya puasa juga memberi efek positif bagi alam semesta dari eksploitasi terus menerus manusia. Wahai manusia beriman, berhentilah dari pengeksploitasian alam ini. Tidurlah dan diamlah dalam puasa yang indah ini.”
Dan saya termenung…. Hm, ternyata puasa juga seharusnya menjadi momen indah bagi pelestarian alam.
Telkomsel Ramadhanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H