Mohon tunggu...
Rosien tebiary
Rosien tebiary Mohon Tunggu... Petani - Alumus smk pertanian negeri 1 kairatu

Berguna selagi bernapas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritisisme

15 Mei 2020   10:38 Diperbarui: 8 Juni 2021   21:43 6944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Kritisisme

Adanya kekeliruan dan pertentangan--pertentangan mengenai bermacam-macam ajaran, memaksa kita untuk mempertanggung jawabkan pengetahuan kita. Sistem yang mencoba untuk mempertanggungjawabkan pengetahuan kita itu dinamakan dengan kritika atau kritisisme.

Kritisisme berasal dari kata kritika  yang merupakan kata kerja dari krinein yang atinya  memeriksa dengan teliti, menguji, membeda-mbedakan. Adapun pengetian yang lebih lengkap adalah penetahuan yang memeriksa dengan teliti , apakah pengetahuan kita itu sesuai dengan realita dan bagaimanakah kesesuainya dengan kehidupan kita.

Selain itu kritisisme juga diartikan sebagai pembelajaran yang menyelidiki batasan-batsan kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. keseluruhan pengertian tersebut adalah hasil dari buah pemikiran seorang filsuft terkenal yang bernama Immanuel kant (1724-1804).

Baca juga : Kritisisme Politik dan Dilema Kebebasan Manusia Modern dalam Menyuarakan Pendapat

Dari pengertian-pengertian diatas oleh karena itu, corak kritisisme sangatsangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak.

Ciri-Ciri Kritisisme

Setiap pemikiran atau gerakan pasti mempunyai ciri-ciri yang mendasar yang melekat pada sebuah pemikiran, begitu juga kritisisme yang mempunyai cirri-ciri yang dapat disimpulkan kedalam tiga hal :

Menganggap bahwa obyek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.

Baca juga : Kritisisme, Logika, dan Keadaan Demokrasi Indonesia

Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu; karena rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun