Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Pernik Haji] Oleh-oleh Haji Itu Tak Pernah Sampai, Salah Siapa?

4 Oktober 2016   18:53 Diperbarui: 4 Oktober 2016   20:18 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeriksaan barang bawaan jemaah di Bandara Jeddah. dokpri

Seorang nenek hanya bisa berdiri mematung tak jauh dari batas pemeriksaan barang bawaan di bandara. Dia seakan tak mau beranjak meninggalkan tempat itu. Pendengaran pun jadi kabur, tak merespon saat temannya menyapa. Matanya nanar melihat ke satu titik. Nampak berlinang air matanya saat melihat barang yang sejatinya akan diberikan ke cucu kesayangan, disita petugas penerbangan. Barang itu tidak bisa dibawa pulang. Terlempar bersama barang dari jemaah lain yang mengalami nasib serupa.

Menangis pun tak jadi solusi. Entah sedalam apa rasa sedih yang dirasakannya, terlebih nanti melihat keceriaan sang cucu saat menyambut kedatangan dirinya. Oleh-oleh yang semestinya bisa menjadi obat rindu ditinggal satu setengah bulan selama melakukan ibadah haji, tidak terbawa. Memang sedih, petugas haji pun tak sanggup berbuat banyak guna memediasi kondisi tersebut.

"jemaah dilarang membawa tas selain yang sudah ditentukan" begitu kira-kira ultimatum dari petugas maskapai penerbangan disampaikan kepada jemaah haji yang hendak pulang saat di bandara.

Sesuai perjanjian (MoU) yang lakukan Pemerintah dengan pihak maskapai penerbangan, bahwa tas bawaan setiap jemaah haji ada tiga, yakni koper dengan berat maksimal 32 kg yang masuk dalam bagasi, tas tentengan yang digunakan untuk membawa barang keperluan, berat maksimal 7 kg dan tas paspor guna menyimpan dokumen dan benda berharga lainnya. Jadi praktis setiap penumpang jemaah diperbolehkan membawa beban barang hingga 39 kg.

"Kalau kami memberikan kelonggaran ekstra barang bawaan, berapa besar beban tambahan pada pesawat" kata seorang petugas saat memberikan penjelasan.

Kondisi di lapangan, pada dasarnya petugas masih memberikan batas toleransi kelonggaran yang luar biasa. Bahwa tas tentengan yang seharusnya maksimal 7 kg, tidak lagi dibatasi beratnya, asal seluruh barang bawaan masuk dalam satu tas itu. Mengandung sembilan bulan tak masalah, asal tak beranak. Begitu istilah yang sering terdengar saat memberikan pengertian kepada jemaah haji.

"Belum lagi persoalan kabin yang tak mungkin muat dengan seluruh barang bawaan itu, nanti ada yang dipangku atau depan kursi, itu kan bisa membahayakan penumpang", lanjutnya.

Kenyataannya tidak semua jemaah haji patuh dengan aturan. Masih dijumpai jemaah membawa tas tambahan untuk sekedar memperbanyak barang bawaan. Dengan plastik, tas gendong atau tas fashion yang memang sengaja dibeli saat di Mekah atau Madinah. Isinya pun beragam, dari oleh-oleh hingga sisa perlengkapan mandi, dari makanan hingga peralatan makan, dari air zam-zam hingga tisu makan.

Bisa jadi jemaah tak memahami, kurang sosialisasi dari petugas atau memang coba-coba siapa tahu bisa lolos. Bisa saja mereka memperoleh cerita dari jemaah sebelumnya yang kebetulan lolos dengan barang yang dibawanya. Terlepas dari jenis barang dan cara mengemas, sehingga masih mendapat toleransi dari petugas.

Setidaknya selama manasik, jemaah telah memperoleh pemahaman ketentuan terkait dengan tas bawaan. Pemahaman juga ditindaklanjuti oleh petugas saat mereka di hotel dan menjelang keberangkatan ke bandara.

Barang Tercecer Menggunung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun