Dari kejauhan nampak batu-batu besar menjulang diantara dataran pasir. Kering, hanya sedikit pepohonan dan perdu yang bisa tumbuh di sana. Sekitar 420 km utara kota Madinah arah Tabuk. Itulah Madain Saleh, sebuah situs peninggalan kaum Tsamud. Sebuah kaum yang hidup pada jaman Nabi Shaleh AS.
Perjalanan ke Madain Saleh, bisa ditempuh selama 5 jam dari Madinah. Melewati jalanan mulus tanpa rintangan yang membentang di antara gurun pasir dan bukit. Kesigapan dan konsentrasi sopir sangat dibutuhkan. Kesehatan kendaraan pun wajib diperhatikan. Kecepatan lebih dari 120 km per jam, lengah sedikit jelas berakibat fatal.
Sesekali kami berhenti untuk sekedar meluruskan kaki, mengisi tangki bensin dan membeli perbekalan. Maklum kami berangkat dari Madinah pukul 7.30 pagi. Meskipun sudah sarapan, rasa haus dan lapar tetap menjalar di leher dan perut.
Beberapa berbentuk undukan seperti manusia berbaris. Ada yang berbentuk kotak seperti roti tawar diiris rapih, ada seperti kepala manusia, ada seperti benteng, dan sebagian lainnya berbentuk batu yang terongok di atas pasir. Sebagian besar berjarak antara batu yang satu dengan lainnya.
Di pintu masuk, setiap pengunjung wajib melaporkan diri. Gratis. Saat ini, pengunjung yang masuk disarankan membawa mobil sendiri. Gunakan mobil yang sehat dan tetaplah berhati-hati berjalan. Jangan masuk ke jalan berpasir jika tidak mobil terjebak.
Menyusuri daerah Madain Saleh, seperti memasuki daerah penuh kesengsaraan. Hawa ketakutan dan kengerian masih dapat dirasakan. Gersang dan tandus menjadi gambaran umum sepanjang mata memandang. Undukan batu berukuran raksasa di atas pasir nampak tak beraturan.
Memasuki Madain Saleh, sangat penting mengetahui sejarah dan jejak para penghuni wilayah ini. Pahatan gunung hasil karya tangan kaum Tsamud menjadi bukti bahwa mereka diberikan kelebihan oleh Allah. Mereka mampu membelah bukit-bukit di lembah untuk rumah, ruang pertemuan, dan kuburan.