2. Menu variasi ala NusantaraÂ
Soal menu, tak perlu khawatir karena sudah disesuaikan dengan selera Nusantara. Setiap hari, bahkan menu makan siang dan malam dibedakan. Agar jemaah tidak bosan. Telur, ikan, ayam, atau sapi adalah menu utama di setiap porsi makan. Tentunya dengan berbagai macam olahan. Selain itu ada sayur dan buah sebagai pelengkap.
3. Bumbu impor langsung dari IndonesiaÂ
Tidak tanggung-tanggung, guna memenuhi selera lidah jemaah, pemerintah mensyaratkan perusahaan penyedia katering harus membeli bahan bumbu langsung dari Indonesia.
4. Koki asli IndonesiaÂ
Bukan saja bahan dan menu, pemerintah juga mewajibkan koki yang masak harus dari Indonesia. Hal ini dilakukan semata untuk memastikan bahwa hasil racikan bumbu dan menu sesuai lidah jemaah.
Untuk urusan satu ini, pemerintah gandeng ahli gizi untuk menakar kadungan karbohidrat dan protein dari setiap porsi yang disajikan ke jemaah. Dalam standar sudah ditetapkan bahwa setiap porsi makan harus mengandung 200 gram karbohidrat, 100 gram lauk, dan 80 gram sayur, ditambah buah.
Meski demikian, perusahaan katering yang hendak kirim paket makanan ke jemaah wajib mengirim sampel ke pengawas. Pengawas akan menimbang setiap komponen dalam makanan. Melihat kecukupan matang bahan, kemasan, dan tingkat kadaluarsa makanan.
6. Kemasan higienis
Makanan wajib dikemas secara higienis, tanpa sentuhan tangan secara langsung. Setiap kemasan, nasi, lauk, dan sayur dalam posisi terpisah. Guncangan dalam proses distribusi tidak boleh menyebabkan ketiganya bercampur.