Hari pertama puasa, yang paling diharapkan adalah bisa berbuka di rumah. Kebayang di meja sudah tersaji aneka takjil dan makan berat menggugah selera. Maklum puasa pasti perut terasa lapar. Kumpul dengan keluarga berbuka puasa bersama. Usai berbuka, dilanjutkan shalat jemaah bersama.Â
Namun tidak semua orang seberuntung itu. Masih banyak diantara mereka di jalan, atau dalam transportasi publik. Sepertinya halnya penulis yang masih bergelantungan di kereta Commuter Line jurusan Jakarta - Bogor. Seperti biasanya kereta sore memang selalu penuh berdesakan.
Kereta pun melintasi satu stasiun ke stasiun berikutnya. Kudengar sekelompok orang di belakang sambil bercanda bercakap jam berapa masuk bedug maghrib. Nanti juga akan diumumkan masinis, teman sebelahnya menimpal.
Jam di gawai kulihat menunjukkan satu menit jelang bedug maghrib, menurut catatan penulis dari informasi di story akun Instagram terverifikasi milik Kementerian Agama @kemenag_ri. Kulihat penumpang satu per satu mulai mengeluarkan bekal dari tasnya masing-masing. Ada yang pegang botol minum, sementara lainnya membuka plastik kresek berisi takjil.Â
Tak lama, masinis menyampaikan pengumuman waktunya maghrib dan penumpang diperbolehkan makan di dalam kereta. Langsung saja suasana sedikit riuh dengan suara makanan takjil yang dikeluarkan dari bungkusnya. Ada yang membawa gorengan, somai, roti, bacang hingga kurma. Sementara beberapa penumpang hanya mengeluarkan minuman dalam botol.
Sebenarnya di kereta ini tertera larangan makan dan minum. Namun selama bulan Ramadan, pihaknya memperbolehkan penumpang makan dan minum di kereta dengan catatan tidak boleh membuang sampah di dalam kereta. Sampah harus dibungkus kembali dan dipersilahkan dibuang di stasiun tujuan.
Meski bukan pengalaman pertama, melihat kondisi ini sangat menarik. Karena berdesakan penumpang saling mengambil jarak memberi ruang agar tangan bisa leluasa bergerak memasukkan makanan ke mulut. Nampak seru juga, makan dan minum nyaris bersamaan sambil berdesakan. Beberapa penumpang terlihat saling menawarkan dan berbagi makanan yang dibawanya.Â
Salah seorang penumpang, Mita nama panggilannya mengaku membeli takjil somai di sekitar stasiun keberangkatan. Dia bercerita berbagai jenis takjil dijajakan. Pedagang dadakan berjejer, kita tinggal pilih, ada segala macam. Sementara temannya Rina membawa kurma yang juga membeli di sekitar stasiun.Â
Meski tak saling kenal, saling toleran dan berbagi, sebagai budaya bangsa tetap terjaga. Indahnya saling berbagi di bulan Ramadan. Selamat berbuka puasa~
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H